Banjir bandang tak terbendung di penghujung 2024. Hujan November – Desember harusnya disambut persiapan musim tanam. Tapi justeru petaka dari pegunungan yang diubah dari hutan jadi lahan garapan. Sekitar 4.850 warga kena getah bencana, termasuk mereka yang bukan penggeregah hutan.
——————————————
Ince Yunarni Mansur tak tahu harus melapor ke siapa. Media sosial Facebook jadi saluran cepat, agar semua orang segera mengetahui kondisinya.
Ince saat mengunggah status Facebook itu dua jam lalu, ia bersama keluarganya bertengger di atas lemari. Air cokelat masuk ke semua ruangan hingga kamar tanpa ampun.
“Bagi warga Soro Melayu tolong bantu saya. Kami ada di timur Sungai Ncinggi, dikepung banjir. Kami sama orang tua sedang di atas lemari,” tulis Ince dan menambahkan emoticon menangis.
Postingan Ince Yunarni Mansur segera direspons rekan dan pengguna media sosial lainnya. Bantuan bergerak cepat.
Kurang dari satu jam, Ince dan keluarganya berhasil dievakuasi.
Banjir tak hanya terjadi di Kota Bima. Sejak beberapa hari lalu, air bah menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Bima.
Kali ini, banjir bandang terjang Desa Sumi, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, Senin sore, 23 Desember 2024.
Ketinggian Air Mencapai Dada Orang Dewasa.
Dari pantauan, banjir tersebut hampir merata di Desa Sumi. Jalan lintas provinsi berubah menjadi sungai. Arus lalu lintas tersendat. Rumah-rumah warga di sepanjang jalan tersebut tergenang. Bahkan terdapat beberapa titik dengan ketinggian air sampa dada orang dewasa.
Selain itu, sejumlah bangunan sekolah juga ikut terendam banjir. Begitu pula Puskemas Lambu di Desa Rato, meski genangan hanya di bagian halaman.
Hingga pukul 17.30 Wita, banjir masih berlangsung. Air di sepanjang jalan utama di wilayah setempat mengalir cukup deras. Bahkan terdapat beberapa kendaraan terjebak dan terpaksa didorong.
Kalak BPBD melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, M. Nurul Huda, ST., MT., mengaku, sudah mendapatkan informasi banjir bandang tersebut. Untuk laporan sementara, banjir terparah hanya terjadi di Desa Sumi.
“Sekarang anggota sedang di dalam perjalanan menuju lokasi,” kata Nurul Huda, Senin, 23 Desember 2024.
Hingga saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan jumlah rumah tergenang. Begitu area pertanian maupun fasilitas umum seperti sekolah maupun perkantoran.
“Nanti kita data dulu,” ungkapnya.
Korban se-Pulau Sumbawa
Beberapa hari lalu, banjir bandang melanda empat daerah di Pulau Sumbawa, yaitu Kabupaten dan Kota Bima, Dompu, dan Sumbawa.
Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, akibat bencana tersebut, sebanyak 4.850 Kepala Keluarga (KK) terdampak.
Rinciannya, 55 KK di Kabupaten Bima, 34 KK di Kota Bima, 3.766 KK di Dompu, dan 995 KK di Kabupaten Sumbawa.
“Tidak ada korban jiwa pada bencana ini, namun terdapat kerusakan baik fasilitas umum, pendidikan, atau rumah warga,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi NTB, Ahmadi, Senin, 23 Desember 2024.
Selain itu, dampak lain dari banjir bandang tersebut adalah sekitar 316 hewan ternak hanyut terbawa arus. Seperti di Kabupaten Bima, kurang lebih 300 hewan ternak (bebek) hanyut. Sedangkan di Kabupaten Sumbawa 12 ekor sapi dan 4 ekor kambing juga hanyut.
“Tak hanya itu, banjir juga merusak lahan persawahan milik warga. Misalnya di Kabupaten Bima tepatnya di Desa Parangina dan Pandai, satu hektar sawah rusak. Sedangkan di Sumbawa, tambak udang terdampak,” jelas Ahmadi.
Rincian kejadian bencana banjir di Pulau Sumbawa:
Kabupaten Bima
Banjir melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bima pada Kamis, 19 Desember 2024 sekitar pukul 17.00 – 20.00 Wita.
Banjir menghantam sejumlah desa di Kabupaten Bima. Di antaranya, Desa Sari dan Desa Parangina Kecamatan Sape. Serta, Desa Pandai Kecamatan Woha, Desa Ncandi dan Desa Monggo Kecamatan Madapangga.
Ahmadi menjelaskan, banjir tersebut terjadi karena hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang. Kondisi ini berlangsung hingga pukul 21.00 Wita.
Akibatnya, di Desa Sari, luapan air bercampur lumpur meluap kejalan raya Lintas Sari-Sape tepatnya di So Limbu dan So Kamboa Desa Sari Kecamatan Sape. Hal ini mengganggu aktivias masyarakat serta satu unit mobil yang sedang melintas terjebak.
Pada Desa Parangina, sawah terendam seluas 1 hektar dan menyisakan lumpur di areal sawah Kemudian, Di Desa Pandai, merendam wilayah lahan pertanian dan pemukiman warga, serta jalan raya Lintas Sumbawa -Bima (cabang pandai).
Sedangkan, di Desa Monggo, pohon tumbang dan satu unit mobil box bermuatan peralatan motor rusak parah pada bagian depan. Serta, satu buah tiang Telkomsel roboh beserta kabel Telkomsel putus.
“Di Desa Ncandi 55 unit rumah warga terendam,” ujar Ahmadi.
Kota Bima
Wilayah terdampak banjir di Kota Bima yaitu Kecamatan Rasanae Timur dan Rasanae Barat.
Di Kecamatan Rasanae Timur, dua keluarahan terdampak, yaitu Kelurahan Dodu dan Kodo. Begitu juga di Kecamatan Rasannae Barat, yaitu Kelurahan Paruga dan Tanjung.
Penyebab banjir tersebut, karena curah hujan tinggi di wilayah hulu bagian timur Kota Bima (Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima dan Kecamatan Wawo Kabupaten Bima) sekitar pukul 14.06 Wita. Akibat dari tingginya curah hujan yang terjadi, menyebabkan terjadinya banjir di Kelurahan Dodu dan Kelurahan Kodo.
“Korban terdampak 34 KK atau 120 jiwa. Meninggal dunia dan hilang nihil. Sementara kerusakan rumah tidak ada. Hanya fasilitas pendidikan berupa 1 unit tembok roboh,” jelas Ahmadi.
Kabupaten Dompu
Banjir yang melanda Kabupaten Dompu terjadi pada Jumat, 20 Desember 2024 sekitar pukul 20.00 Wita. Lokasi kejadian di Kecamatan Dompu, Woja, dan Pekat.
Di Kecamatan Dompu sebanyak enam desa terdampak. Di antaranya, Desa Mbawi, Dorebara, Kelurahan Potu, Bada, Bali Satu, dan Karijawa. Total terdampak 1.520 KK.
Kemudian di Kecamatan Woja juga terdapat enam desa terdampak. Di antaranya, Kelurahan Kandai Dua, Desa Wawonduru, Baka Jaya, Kelurahan Simpasai, Monta Baru, dan Desa Matua. Total terdampak sebanyak 2.221 KK
“Sementara di Kecamatan Pekat hanya satu desa terdampak, yaitu Desa Soritatanga, dengan total terdampak 25 KK,” ungkap Ahmadi.
Penyebab banjir di Dompu, lanjut Ahmadi, karena hujan dengan intensitas yang tinggi sekitar pukul 17.30 hingga 21.30 Wita.
Hal itu mengakibatkan meluapnya air Sungai Laju, Sungai Silo, Sungai Soa dan Sungai Rababaka yang berdampak langsung di rumah-rumah warga dan fasilitas umum lainnya.
Akibat bencana ini, dua unit rumah rusak (tembok jebol) di Lingkungan Mantro Kelurahan Bada Kecamatan Dompu.
Kemudian, satu unit rumah hanyut di Dusun Sori mangge Desa Soritatanga Kecamatan Pekat. Satu unit jembatan rusak berat di Dusun Sori Mangge Desa Soritatanga Kecamatan Pekat.
“Dua orang pasangan suami istri atas nama Hadijah (56) dan Lalu Tusniawan (51) Alamat Dusun Melar Sari Desa Soritatanga, Kecamatan Pekat hanyut terseret banjir dan berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup,” terang Ahmadi.
Kabupaten Sumbawa
Bencana banjir melanda Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa pada Jumat, 20 Desember 2024 sekitar pukul 17.00 Wita.
Sejumlah desa terdampak, di antaranya Desa Usarmapin, Lekong, Mapin Beru, Labuhan Mapin, Mapin Rea, Mapin Kebak, dan Desa Gontar.
Ahmadi menjelaskan, banjir terjadi karena adanya hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang yang panjang. Mengakibatkan meluapnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Mapin dan DAS Lekong. Sehingga, terjadi Banjir Bandang di Wilayah Kecamatan Alas Barat.
Akibat bencana tersebut, korban terdampak 995 KK atau 3.099 jiwa. Beruntungnya tidak ada korban meninggal dunia atau hilang.
Meski demikian, 995 unit rumah milik warga alami Kerusakan. Kemudian, empat unit sekolah dasar di antaranya 3 terendam dan 1 unit rusak bagian pagar.
“Dampak lainnya, 12 Ekor sapi dan 4 ekor kambing hanyut. 42 Hektar Tambak Udang Terdampak. Beronjong rusak akibat usia beberapa tanggul rusak,” jelas Ahmadi.
Terhadap insiden ini, lanjut Ahmadi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD setempat. Tujuannya untuk mencatat terkait kebutuhan dan logistik yang diperlukan.
“Beberapa sudah kita salurkan logistiknya sesuai kebutuhan masing-masing daerah,” pungkas Ahmadi. (MYM/JWR/HAK)