Bima (NTBSatu) – Banjir bandang kembali terjang sebagian wilayah Kabupaten Bima, Senin sore, 16 Desember 2024. Banjir tersebut merendam ratusan rumah, lahan pertanian warga hingga bangunan sekolah dasar.
Kepala Pelaksana BPBD melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, M. Nurul Huda mengatakan, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan sebagian wilayah Kabupaten Bima diterjang banjir. Kondisi terparah terjadi di Desa Nggembe, Kecamatan Bolo. Sebanyak 104 rumah terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.
“Banjir tersebut terjadi sekitar pukul 18.30 Wita,” kata Nurul Huda, Selasa, 17 Desember 2024.
Banjir di Desa Nggembe, jelas dia, terjadi akibat luapan sungai di Dusun Jala. Selain rumah warga, banjir juga merendam beberapa hektar lahan pertanian warga hingga jalan raya.
“Ada 4 RT terdampak dengan total 104 rumah terendam banjir. Untuk area pertanian terendam banjir masih kami data,” ujarnya.
Banjir terparah lain terjadi di Desa Rada, Kecamatan Bolo. Akibatnya, satu bangunan sekolah dasar, 90 unit rumah warga dan lahan pertanian terendam banjir setinggi 70 centimer.
“Di Desa Rada ada sekolah dasar yang terendam banjir. Ruang kelas sedang dilakukan pembersihan. Aktivitas kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung,” ungkapnya.
Kemudian, banjir terjadi di Desa Sandue Kecamatan Sanggar. Banjir gunung tersebut meluap pemukiman dan jalan raya hingga menyebabkan arus lalu lintas jalan lintas Sanggar-Tambora lumpuh total. Bahkan, satu unit minibus terseret akibat derasnya arus.
“Ada 61 KK terdampak akibat banjir tersebut,” jelasnya.
Nurul Huda menjelaskan, sepekan terakhir terjadi bencana alam banjir gunung, rob angin kencang. Sejauh ini, tecatat ratusan rumah terdampak dan beberapa pohon tumbang di jalan nasional hingga menyebabkan arus lalu lintas tersendat.
Meski demikian, BPBD memastikan tidak ada pengungsian di lokasi terdampak. Sejumlah bantuan tanggap darurat sudah disalurkan ke warga korban banjir.
“Untuk luas lahan pertanian terendam banjir masih kami himpun. Termasuk jumlah kerugian, karena sebagian besar mengalami gagal panen,” pungkasnya. (*)