Gunung Sangeangapi Naik Level Waspada, Warga Mulai Mengungsi Mandiri
Mataram (NTBSatu) – Sejumlah warga Pulau Sangeang mulai melakukan evakuasi mandiri setelah terbitnya informasi resmi kenaikan status Gunung Sangeangapi dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada).
Informasi kenaikan status yang keluar dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 22 November 2025 itu, langsung memicu respons cepat dari BPBD kabupaten maupun provinsi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bima, Muhammad Nurul Huda mengatakan, meski status gunung meningkat, masyarakat masih boleh beraktivitas selama berada di area aman, yakni di luar radius 3,5 kilometer dari kawah utama.
“Sebagian warga memilih mengungsi mandiri sebagai langkah antisipatif,” ujarnya, kepada NTBSatu, Minggu, 23 November 2025, malam.
Ia menambahkan, tidak ada evakuasi hewan ternak karena sistem peternakan di Pulau Sangeang bersifat lepas liar, sehingga sulit memindahkan dalam waktu singkat.
Sementara itu, kenaikan status ini merujuk pada Laporan Khusus Kementerian ESDM Nomor 143/GL.03/BGL/2025.
Menyikapi laporan tersebut, BPBD Provinsi NTB menggelar rapat teknis kesiapsiagaan bersama Pemerintah Kabupaten Bima yang melibatkan berbagai instansi, termasuk BPBD, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Danposramil Wera, Camat Wera, Kepala Desa Sangeang, dan Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sangeangapi.
Terkait situasi terkini per 23 November 2025 menunjukkan masyarakat, wisatawan, dan pengunjung agar tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah utama, serta sektor Timur–Tenggara hingga garis pantai sejauh 6,5 kilometer.
150 Warga di Area Terlarang

Meski demikian, sekitar 150 warga Wera beraktivitas di area terlarang setelah erupsi. Seperti bertani, berkebun, beternak, dan melaut di zona aman di luar radius tersebut.
Kalak BPBD NTB, Ahmadi, dalam keterangan resminya hari ini, memastikan pemerintah tetap memantau kondisi gunung secara intensif.
“Aktivitas gunung meningkat, tetapi situasi masih terkendali. Yang penting masyarakat mematuhi zona terlarang dan mengikuti arahan petugas,” ujarnya.
BPBD juga telah melakukan pendataan langsung terhadap warga yang masih menetap dan terus menggencarkan sosialisasi prosedur evakuasi.
“Tim di lapangan memastikan warga memahami langkah-langkah evakuasi jika sewaktu-waktu aktivitas meningkat,” tambahnya.
Sebagai dukungan operasional, BPBD NTB menyerahkan bingkisan Gubernur NTB kepada Tim Siaga Bencana Vulkanologi serta membagikan masker kepada warga untuk mengantisipasi dampak abu vulkanik.
Pemerintah juga menyiapkan langkah kontinjensi apabila status gunung naik ke Level III (Siaga) atau Level IV (Awas). SAR Bima, TNI, Polri, Satpol PP, Dishub, dan BPBD siap mengerahkan personel dan peralatan penyelamatan, termasuk sejumlah speed boat, tenda pengungsian, dan dapur umum dari berbagai instansi. (*)



