Mataram (NTBSatu) – Dinas Perhubungan Kota Mataram telah melakukan pendataan dan pengecekan kondisi angkutan kota, atau yang dikenal dengan bemo kuning.
Sebagian besar bemo tidak lolos uji kendaraan, menimbulkan pertimbangan serius terkait rencana penggunaannya sebagai angkutan pelajar.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram, Zulkarwin, menyatakan langkah awal tersebut dilakukan untuk memberdayakan angkot sebagai transportasi bagi pelajar.
“Pendataan ini sebagai langkah awal untuk memberdayakan angkot di Kota Mataram, sebagai transportasi atau angkutan pelajar,” ujarnya kepada NTBSatu.
Berdasarkan hasil pendataan menunjukkan sebagian besar bemo dalam kondisi tidak layak.
“Tidak mungkin kendaraan yang tidak layak digunakan untuk mengangkut pelajar,” tegas Zulkarwin.
Menurutnya, keselamatan pelajar menjadi prioritas utama, mengingat persentase angkot yang layak sangat minim.
Berita Terkini:
- Polisi Tetapkan Sembilan Tersangka Dugaan Korupsi KUR BNI Kota Bima, Rugikan Negara Capai Rp39 Miliar
- Bangun Pemahaman Publik, STKIP Taman Siswa Bima Jelaskan Keterpisahan Insiden di Depan Kampus
- Belum Sebulan Menjabat, Wakapolda NTB Dimutasi Kapolri
- Profil Mendiang Paus Fransiskus dan Kenangan di Indonesia Pilih Naik Mobil Innova Zenix Ketimbang Alphard
- Eks Polisi Terjerat Kasus Narkoba Kabur, Polda NTB Periksa Petugas Jaga
Uji coba angkot mulai dari sistem zonasi, yakni di SMPN 12 Cakranegara di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Selagalas.
“Kita coba manfaatkan lima atau sepuluh bemo kuning yang kondisinya benar-benar layak dari interiornya,” terangnya.
Penjelasan oleh mantan Camat Selaparang, penggunaan angkot sebagai angkutan pelajar belum selesai dan sopir belum dapat informasi.
Ia berharap program tersebut dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi sopir angkot, yang rata-rata hanya menghasilkan Rp50 ribu per hari.
Sistem yang digunakan dengan membayar jasa pengangkutan siswa ke alamat tujuan.
“Kalau sudah diantar dan dijemput, sopir angkot ini boleh mencari penumpang lain lagi,” jelas Zulkarwin.
Ia tekankan bahwa kelayakan kendaraan menjadi prioritas utama karena berkaitan dengan keselamatan penumpang.
“Kelayakan kendaraan menjadi prioritas utama karena berkaitan dengan keselamatan penumpang,” pungkasnya. (WIL)