Mataram (NTBSatu) – Pertumbuhan ekonomi NTB tercatat sebesar 4,75 persen pada Triwulan I – 2024.
Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (year on year). Pada Triwulan I – 2023, ekonomi Bumi Gora hanya tumbuh 3,55 persen.
Kepala BPS NTB, Wahyudin mengatakan, sumber tertinggi pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB berasal dari sektor pertambangan.
“Paling tinggi berasal dari pertambangan sebesar 2,35 persen. Diikuti konstruksi 0,93 persen, perdagangan 0,53 persen, lainnya 0,53 persen dan administrasi pemerintahan 0,14 persen,” terang Wahyudin dalam siaran berita resmi statistik, Senin, 6 Mei 2024.
Kemudian, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB atas dasar harga berlaku Triwulan I-2024 mencapai Rp 43,66 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp26,50 triliun.
Wahyudin menjelaskan, pertumbuhan ekonomi disokong oleh 16 lapangan usaha dan hanya satu lapangan usaha yang mengalami kontraksi.
“Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah pertambangan dan penggalian sebesar 12,48 persen, kemudian konstruksi sebesar 9,46 persen dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 8,71 persen,” rincinya.
Berita Terkini:
- Buruan Daftar! Beasiswa Dian Sastro 2025 Telah Dibuka untuk Perempuan Tanpa Batas Usia
- Megawati Sentil Tergugat Ijazah Palsu: Kalau Asli Kasih Aja, Susah Amat
- Polisi Ungkap Kronologis Lakalantas Tewaskan Wakil Ketua I DPRD Lombok Tengah
- Pemprov NTB Pangkas Anggaran Rp400 Miliar, Dewan: Manfaatkan untuk Tangani Kemiskinan Ekstrem – Perbaikan Infrastruktur
- Demo Pembentukan PPS, ASDP Pastikan Pelabuhan Poto Tano Tetap Buka
Pertambangan tumbuh 12,48 persen. Hal ini disebabkan karena meningkatnya nilai tambah pertambangan bijih logam. Produksi konsentrat kering mengalami peningkatan dari 140 ribu DMT pada triwulan I – 2023 menjadi 198 ribu DMT pada triwulan I – 2024.
Kemudian, Pertumbuhan dari konstruksi sebesar 9,46 persen. Di mana berdasarkan data pengadaan semen dari Asosiasi Semen Indonesia, pengadaan semen triwulan I – 2024 ini meningkat 8,81 persen dibandingkan triwulan I – 2023.
Terakhir, administrasi pemerintahan sebesar 8,71 persen. Belanja pegawai triwulan I – 2024 ini meningkat dibandingkan triwulan I – 2023. disebabkan adanya kenaikan gaji dan pemberian THR.
Sementara itu, lapangan usaha yang mengalami kontraksi yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 4,13 persen.
Ekonomi Nusa Tenggara Barat Triwulan I – 2024 terhadap triwulan III – 2023 sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 1,36 persen (q-to-q).
Sedangkan Ekonomi Nusa Tenggara Barat tanpa Biji Logam pada Triwulan I – 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 3,01 persen jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2023.
Adapun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekonomi NTB mengalami kontraksi sebesar 0,81 persen. (STA)