Pemkot Terus Genjot Rencana Pengembangan Pariwisata di Kawasan Teluk Bima
Sebagai pintu pertama masuk Bima, kawasan objek destinasi Pantai Lawata ini harus benar-benar menggambarkan miniaturnya. Yakni harus tergambar karakter budaya, sosiologi, juga dinamika masyarakat kota bima.
“Alhamdulillah hari ini tergambar betul di sana. Ada berbagai macam heterogenitas yang menggambarkan bangunan-bangunan yang ada. Bahkan saat ini, ada yang namanya simbol perdamaian nusantara, yaitu Gong Perdamaian Nusantara yang diresmikan tanggal 23 Februari 2024 kemarin,” terangnya.
Tak hanya itu, termasuk rencana pembangunan tracking mangrove, juga dirasa menjadi bagian dari upaya Pemkot Bima untuk menambah citra pengembangan pariwisata di tepian air.
“Kalau dulu yang pernah digaungkan Kota Bima adalah Kota Tepian Air. Hari ini mulai kelihatan citra dan rasanya,” ucapnya.
Begitupun di Pantai Kolo, Natsir berharap bisa menjadi salah satu citra pariwisata di Kota Bima yang ada di tepian pantai.
Berita Terkini:
- DPRD Kota Mataram Pastikan tak Ada Program “Siluman” di APBD 2026
- Mataram Darurat Sampah, DLH Akui Kewalahan Hadapi Tumpukan 150 Ton Tiap Hari
- Sampaikan Keberatan ke Dewan, Hasil Seleksi Komisi Informasi NTB Diminta Dibatalkan
- Dua OPD Pemkab Lombok Timur Raih PAD Paling Jeblok 2025
Di kawasan Pantai Kolo sendiri, ujarnya, sudah ada pondok wisata, taman-taman untuk agrowisata. Bahkan ruang rapat dan restoran juga sudah disiapkan.
“Bahkan rencana kami yang sudah disepakati dengan Pemkot Bima di depan pondok wisata itu nanti akan menjadi semacam Malioboronya Bima,” tutup Natsir. (MYM/*)



