Mataram (NTBSatu) – Platform TikTok saat ini tidak lagi menjadi media yang sering digunakan oleh pengguna, meskipun memiliki jumlah unduhan dan belanja konsumen terbanyak pada tahun 2023. Berbeda dengan Facebook, WhatsApp, Instagram dan Messenger yang terus konsisten untuk digunakan oleh pengguna.
Posisi Tiktok saat ini berada di posisi ke lima, karena pertumbuhan TikTok mulai melambat yang disebabkan oleh perpindahan aplikasi e-commerce melalui TikTok Shop.
“Pertumbuhan pengguna TikTok melambat tetapi masih positif. Di tahun 2022, pengguna aktif bulanan TikTok rata-rata 12 persen per kuartal, tetapi angka ini turun menjadi 3 persen per kuartal pada tahun 2023,” yang dilansir dari Kumparan berdasarkan data firma intelijen pasar Sensor Tower, Sabtu, 27 Januari 2024.
Penurunan pengguna ini terjadi usai TikTok meluncurkan TikTok Shop di Amerika Serikat. Keterlibatan pedagang pada platform belanja ini mulai menimbulkan keluhan. Seperti data dari Business Insider pada bulan November 2023, sebagian orang mengeluh TikTok Shop menjadi aplikasi yang dipenuhi iklan.
TikTok Shop dianggap telah merusak aplikasinya dan saat ini dipenuhi oleh penjualan produk-produk murah.
Baca Juga: Caleg di Lombok Timur Diduga Gunakan Kartu BPJS Jadi Alat Kampanye, Ini Kata BPJS Kesehatan
“Saya mulai merasa sangat kesal karena untuk hampir setiap video selalu menampilkan penjual yang melebih-lebihkan suatu produk agar viral dan menghasilkan banyak komisi,” tulis salah satu pengguna yang dikutip dari techcrunch.
Platform TikTok juga banyak mendapatkan keluhan akibat munculnya iklan pada beberapa video di TikTok Shop, sehingga menjadikan pengguna frustrasi.
Meski demikian, pengguna belum terlalu kecewa dengan TikTok Shop. Akan tetapi sebagian pengguna lainnya lebih memilih aplikasi Instagram Reels.
Sensor Tower menemukan pengguna aktif Instagram tumbuh relatif konsisten secara bulanan dan belum terkena dampak negatif atau positif sejak peluncuran TikTok Shop. (WIL)
Baca Juga: Pemerintah Terus Gelontorkan Bansos Beras, INDEF : Ini Bisa Jatuhkan Harga Beras Petani