Mataram (NTBSatu) – Peresmian Teras Udayana di Kota Mataram oleh Wali Kota Mohan Roliskana beberapa waktu lalu direspons sejumlah kalangan. Salah satunya dari komunitas lari Runjani.
Kapten Komunitas Runjani, Imam Ahmad Askalani mengapresiasi dibuatnya Teras Udayana. Dengan begitu, fasilitas publik di Kota Mataram bertambah satu.
“Jadi penambahan opsi untuk beraktivitas di luar ruangan. Sejauh ini (Runjani) sering di Taman Sangkareang,” katanya kepada NTBSatu, Selasa, 16 Januari 2024.
Meski begitu, fasilitas ruang publik dinilainya harus merata di seluruh wilayah NTB. Tidak hanya di Kota Mataram. Berangkat dari itu, menurut Imam, daerah lain juga mesti memiliki fasilitas ruang publik serupa. Apalagi secara geografis, wilayah kabupaten lebih luas dari kota.
“Harusnya titik-titiknya (fasilitas) lebih banyak dari kota,” tegasnya.
Selain itu, perlunya pemerataan ruang publik juga dinilai agar dampak positifnya bisa dirasakan masyarakat. Masyarakat bisa merasakan manfaat dan kebahagiaannya.
“Tinggal kita sekarang berharap pemangku kebijakan bergerak. Supaya fasilitas ruang publik bisa menunjang masyarakat. Masyarakat bisa berlibur dan berkegiatan. Ada nilai positif,” kata Imam.
Imam berharap Bupati dan Wali Kota se-NTB agar menjalin diskusi atau melakukan studi banding ke Mataram. Tujuannya untuk melihat bagaimana kondisi fasilitas di publik di Kota Mataram. Hal ini menyusul Kota Mataram sebagai daerah yang memiliki fasilitas publik paling banyak digunakan di NTB.
Baca Juga: Telan Dana Rp10 Miliar, PJU Solar Cell di Mataram Tidak Terpengaruh Musim Hujan
Dengan begitu, Pemda lain setidaknya bisa mengikuti apa yang dilakukan Pemkot Mataram. “Pemkot serius membangun fasilitas publik di ruang terbuka. Selain Teras Udayana, ada juga RTH Pagutan,” ucapnya.
Imam juga mengkritik perawatan fasilitas publik yang ada. Taman Sangkareang misalnya. Fasilitas penunjang sepertinya tidak terawat, seperti kamar mandi sering dalam keadaan kotor.
“Ini yang mungkin banyak yang terlewat dari pemerintah,” ujarnya.
Selain itu, trotoar di sepanjang Jalan Udayana juga mesti diperhatikan Pemkot Mataram. Pasalnya, di tempat itu dinilai padat aktivitas masyarakat, baik pejalan kaki maupun warga yang berolahraga.
“Kalau kita sebagai komunitas lari yang sering di jalanan, melihat trotoar dan sepadan jalan. Karena posisi lari otomatis sedikit tidak akan bersinggungan dengan kendaraan,” paparnya.
Karena jika dilihat dari kota lain, trotoar memiliki lebar lima meter. Itu dibuat khusus untuk para pejalan kaki dan yang berolahraga, sehingga tidak mengganggu aktivitas lain seperti pengendara sepeda motor atau mobil.
“Trotoar di Mataram juga banyak yang tidak terawat. Posisinya bertumpukkan dengan pohon dan pedagang kaki lima. Perlu jadi perhatian bagaimana merapikan dan mengelola trotoar,” tegas Imam. (KHN)
Baca Juga: PBHM Nilai Tersangka Pembakaran Pipa SPAM Lombok Timur Harus Bebas