Selong (NTBSatu) – Keberadaan pendaki yang sering tak tertib, melakukan validasi diri secara berlebihan dan bahkan melakukan aksi vandalisme sering disebut dengan ‘pendaki alay’.
Mereka gemar merusak kealamian dan dan kebersihan gunung dengan melakukan corat-coret di bebatuan dan gazebo peristirahatan pendaki.
Kebanyakan dari coretan itu bertuliskan nama sendiri bahkan nama kekasih pelaku vandalisme. Tujuannya? jelas untuk validasi diri bahwa ia pernah mengunjungi tempat tersebut.
Aksi tak bertanggung jawab itu pun tak sedikit mengganggu kenyamanan pendaki lain yang ingin menyaksikan kealamian gunung setinggi 3726 mdpl tersebut.
“Apa bagusnya kalau nama mereka dicoret-coret di batu dan lain-lain? Yang ada jadi dekil. Ini pasti pekerjaan pemula yang haus pengakuan,” kata salah seorang pendaki asal Aikmel, Ahmad, Selasa, 9 Januari 2024.
Berita Terkini:
- Tiga Lembaga Survei Terdaftar di KPU NTB untuk Pilgub NTB 2024
- Ketua KPU Lombok Tengah Kembali Diperiksa Polisi Dugaan Penipuan Rp431 Juta
- Heboh, Masyarakat Temukan Orok di Pemandian Montong Bune Lombok Timur
- Selangkah Lagi Polisi Tetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Bansos Dua Desa di Lombok Tengah
Para pendaki pun mendesak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) selaku pengelola untuk memperketat pemeriksaan serta memberikan sanksi tegas kepada oknum nakal tersebut.
Sementara, Kepala SPTN Wilayah II BTNGR Lombok Timur, Lidia Tesa, membenarkan adanya aksi vandalisme di jalur pendakian Gunung Rinjani.
Ia pun menyebut, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih ketat saat pendaki melakukan check in pendakian.
“Akan kita perketat. Alat coret akan kita sita,” kata Lidia, Selasa, 9 Januari 2024.
Pihaknya pun berencana untuk melakukan patroli intens di titik-titik rawan vandalisme serta menghapus jejak-jejak vandalisme tersebut. (MKR)