Selong (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur terus menggenjot pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantai Selatan untuk masyarakat wilayah selatan Lombok Timur.
Pada satu sisi, proyek strategis nasional itu banyak mendapat penolakan dari masyarakat utara. Mereka takut, pasokan air sungai Tibu Krodet yang terletak di Kecamatan Sikur itu menyusut jika dibagi untuk SPAM.
Lalu bagaimana asal-usul masuknya program SPAM Pantai Selatan di Lombok Timur?
Pemkab Lombok Timur mulai mengajukan pembangunan SPAM Pantai Selatan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sejak Januari 2022.
Berdasarkan laporan terbuka Ampenan News pada 14 September 2022 lalu, Dinas PUPR Lombok Timur, optimis pembangunan SPAM itu dibiayai oleh pusat dengan nilai lebih dari Rp100 miliar.
Di mana pada waktu yang sama, pihak Bank Dunia sudah melakukan pemantauan lapangan, termasuk memantau kondisi kebutuhan air wilayah selatan Lombok Timur.
Baca Juga: 646 Guru di NTB Siap Ikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10
“Proyek SPAM Pantai Selatan Lotim akan segera ditender,” kata Kadis PUPR Lombok Timur saat itu, Marhaban.
Proyek ini dikerjakan oleh Pemerintah Pusat, Pemkab Lombok Timur hanya bertugas sebagai pendukung. Seperti menyiapkan lahan pembangunan reservoar.
Pada waktu berdekatan, dokumen Detail Engineering Design (DED), Dokumen Studi Kelayakan/Feasibility Study (FS), dan UKL-UPL mulai disiapkan.
Pada Januari 2023, infrastruktur SPAM seperti jaringan pipa dan lain-lain ditargetkan mulai dikerjakan dan proyek bisa rampung pada Desember 2023.
Dalam proses pengerjaan fisik, SPAM Pantai Selatan mulai mendapat penolakan dari masyarakat pada April 2023.
Penolakan berasal dari masyarakat di sejumlah desa, selaku penerima manfaat atas tiga mata air yang akan diambil untuk proyek SPAM, yaitu mata air wilayah Jeruk Manis, Kembang Kuning, dan Tetebatu Selatan
Baca Juga: Siswa dan Sekolah Bisa Lakukan Uji Coba Pendaftaran Akun SNPMB 2024 Mulai Hari Ini
