Pemkab Lombok Timur Luncurkan “Dekapan PKK Canting Srikandi” untuk Atasi Stunting

Lombok Timur (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur meluncurkan program Dengan Ketahanan Pangan PKK dan Kesehatan Cegah Stunting di Seribu Hari Kehidupan Dini (Dekapan PKK Canting Srikandi) pada Rabu, 29 Mei 2024.
Program tersebut ditujukan untuk mencapai target penurunan stunting di Lombok Timur menjadi 14 persen di akhir 2024.
Diakui, stunting masih menjadi masalah utama bagi bayi dan anak usia di bawah dua tahun (baduta) di Kabupaten Lombok Timur.
Ia pun menyebut, jalan keluar masalah gizi dimulai dari rumah tangga. Karena itu, program Dekapan PKK Canting Srikandi menurutnya jurus yang tepat.
“Percuma jika kita bicara stunting dimana-mana, tetapi di rumah tangga tidak ada penanganannya,” kata Taofik.
Berita Terkini:
- Timnas Indonesia Kalah Tipis 2-3 dari Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Dari Bencana ke Belanja, Menelusuri Jejak Politik Anggaran BTT NTB
- Giliran Eks Timses Iqbal-Dinda Minta Pemprov NTB Jelaskan Penggunaan BTT Rp484 Miliar
- Ketua DPRD NTB soal BTT: Minta Penjelasan Pj Sekda, Tanggapi Wacana Hak Angket
- Akademisi Dorong NTB dan Daerah Lain Terapkan “Creative Financing” di Tengah Pengalihan TKD
Pada acara yang berlangsung di Kantor Camat Sakra itu, ia juga mengingatkan agar semua pihak memonitor program tersebut. Jika terbukti efektif menurunkan angka stunting, maka dapat menjadi role model bagi program lainnya.
“Mari bersama-sama dan monitoring Dekapan PKK Canting Srikandi. Kalau baik, dijadikan pembelajaran serta ditambahkan kapasitasnya,” ucapnya.
Sementara, Pj Ketua TP PKK Lombok Timur, Nurhidayati Taofik, mengatakan program Dekapan PKK Canting Srikandi akan menyasar 650 keluarga. Yaitu keluarga dengan ibu hamil kekurangan energi krisis, dan keluarga yang memiliki anak stunting. Ia berharap program tersebut dapat mencegah kasus-kasus stunting yang baru.
Ia juga menjelaskan, program tersebut akan diisi dengan kelas edukasi, pemanfaatan lahan di rumah tangga untuk mendukung pangan keluarga, serta kegiatan formula 100 yang dikhususkan untuk anak baduta yang mengalami masalah gizi. (MKR)