HEADLINE NEWSKota Mataram

Refleksi Kota Mataram 2023: Bongkar Pasang Trotoar, Gaduh Tarif Parkir, Hingga Sejumlah Masalah “Musiman” Lainnya

Mataram (NTBSatu) – Tahun 2023 mendekati penghujung, kemudian beranjak menuju tahun 2024.

Kota Mataram kini menapaki harapan, langkah, dan mimpi yang baru.

Namun, kilas balik selama tahun 2023, banyak peristiwa, polemik, hingga prestasi yang mewarnai wajah “Kota Maju, Religius dan Berbudaya”.

Setiap perjalanan tersebut memberi kesannya masing-masing, sebagian cerita bisa menjadi penyemangat, dan sisanya bisa sebagai renungan dan pembelajaran.

Bongkar Pasang Trotoar

IKLAN

Pemerintah Kota Mataram banyak melakukan langkah penataan dan perbaikan jalan. Sayangnya, proyek fisik ini banyak dialokasikan untuk perbaikan trotoar dan pembuatan taman yang sebelumnya sudah diperbaiki dan tampak masih baru.

Salah satu contohnya yaitu pembangunan trotoar di sepanjang Jalan Pejanggik terusan Jalan Langko sampai simpang empat Karang Jangkong yang terus berulang setiap tahunnya.

Proyek ini sudah dilakukan pada bulan November tahun 2022 lalu, namun revitalisasi muncul kembali tahun ini.

Sehingga, proyek tersebut terkesan hanya untuk pemborosan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Salah satu jalan yang berada di daerah perbatasan Kelurahan Pagutan Kota Mataram dengan Desa Terong Tawah hingga saat ini luput dari perhatian pemerintah, dan mendapatkan julukan jalan “Off road”.

Perbaikan jalan “Off road” itu sempat usai lebaran idul fitri 2023, akan tetapi hingga saat ini belum mendapatkan titik terang.

Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Miftahurrahman membenarkan pekerjaan penataan pedesterian di beberapa titik sering rusak akibat pohon tumbang.

“Kerusakan mencapai 1,5 meter padahal telah menyelesaikan seluruh pekerjaan, karena cuaca ekstrem,” kata Miftah, Rabu 22 November 2023.

Retribusi parkir yang naik turun

Pada bulan September 2023 lalu, Raperda terkait biaya tarif parkir yang akan naik menjadi polemik di tengah masyarakat yang karena kenaikan tarifnya menyentuh 100 persen.

Perdebatan tersebut kemudian menjadi pekerjaan rumah untuk Pemerintah Kota Mataram dalam mengkaji ulang peraturan tersebut.

Alasan kenaikan tarif parkir Kota Mataram yaitu untuk minimalisir kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Namun, Direktur Forum Indonesia untuk Transparansi (FITRA) NTB memiliki pandangan yang berbeda dengan mengatakan potensi untuk kebocoran itu tetap ada, dan sangat besar.

”Karena dari sisi tata kelola yang belum beres, dan harus lebih ditingkatkan lagi pngelolaannya agar jadi lebih baik lagi dan ebih transparan,” kata Ramli Ernanda, Sabtu, 9 September 2023.

Faktor kebocoran tersebut disebabkan setoran hasil parkir masih menggunakan sistem manual, sehingga kritikan tersebut membuat pemyerintah kota mataram melakukan inovasi baru dengan menciptakan sistem QRIS untuk meminimalisir kebocoran PAD.

Tak hanya itu, masyarakat juga mengeluhkan pelayanan dari juru parkir yang terkesan melakukan pungli dengan hanya mengambil uang tanpa berikan pelayana terbaik. Sehingga, kejadian tersebut menyebabkan masyarakat sering adu pendapat dengan jukir.

Wakil Walikota Mataram TGH.Mujiburrahman mengharapkan pengelolaan perparkiran di Kota Mataram menjadi lebih tertata, profesional dan transparan supaya bisa menjadi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

β€œSehingga ke depannya pengelolaan perparkiran yang ada, tunai maupun non-tunai diharapkan menjadi lebih baik. Supaya pelayanan kepada masyarakat dapat mencegah terjadinya peluang kebocoran penerimaan Pajak maupun Retribusi dibidang parkir,” harapnya 5 September 2023.

1 2Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button