Mataram (NTBSatu) – Menjelang hari pemilihan pada 14 Februari 2024, banyak cara Calon Legislatif (Caleg) dalam menarik simpati pemilih untuk mendukungnya.
Salah satunya, dengan menggelar event-event olahraga seperti Sepakbola, Bola Voli, Bulutangkis, dan beragam olahraga lainnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi NTB Tri Budiprayitno, mengaku sangat mendukung, jika event-event yang digelar tersebut dijadikan sebagai wadah pembinaan olahraga bagi pemuda-pemuda NTB.
“Karena pengelolaan olahraga itu kita sebut penthahelix, siapapun harus berperan, sosok perseorangan maupun masyarakat harus berperan semua,” ujarnya kepada NTBSatu Rabu, 27 Desember 2023.
Niat baik yang diadakan oleh para Caleg seperti mengadakan event olahraga bagi para pemuda.
Berita Terkini:
- Langkah Akhir Jaksa Jelang Penetapan Tersangka Dugaan Korupsi LCC
- Pj Gubernur Jawab Kritik Dewan soal Kisruh DAK Dinas Dikbud NTB: Kadisnya Tetap Dievaluasi
- Terus Bergulir, Jaksa Selidiki Dugaan Korupsi Masjid Agung Bima
- Hasil Berburu di “Kampung Narkoba” Lombok Tengah, Polisi Amankan Senpi Rakitan dan Ratusan Sajam
Menurut Tri, jangan sampai hanya berhenti ketika masa kampanye atau Pemilu berakhir. Artinya, jangan sebatas komoditas politik.
“Kita lihat niatannya seperti apa, artinya tidak terlalu menonjol politisasinya, mudah-mudahan para pihak memahami itu,” paparnya.
Tri mengaku tidak ingin terlalu mempersoalkan banyaknya caleg yang menggelar event-event olahraga.
Baginya selagi itu bermanfaat bagi pembinaan olahraga khususnya bagi pemuda, maka kegiatan itu harus di dukung, tanpa perlu melihat siapa sponsornya.
“Kalau olahraga kan yang diusung itu sportivitasnya. Tapi apapun itu daya tarik olahraga untuk menggaet simpati itu memang kuat sekali. Di satu sisi penyelenggara juga sangat membutuhkan semacam pendanaan,” jelasnya.
Kemudian, menggelar event olahraga memang membutuhkan dana yang cukup besar, bagi Tri pembiayaan olahraga bisa datang dari mana saja termasuk para Caleg.
“Tetapi memang untuk pembiayaan di situlah butuhnya kontribusi dari para pihak. Mereka memperhatikan, membina bagus. Tapi inilah kondisinya, masing-masing kita bisa menempatkan posisi dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.
“Bagaimana mungkin orang latihan, tetapi tidak dibuat kompetisinya atau kejuaraannya. Dengan hadirnya para pihak yang mensponsori itu berarti disitu sebagai wahana untuk mengevaluasi dan menilai hasil dari latihan tersebut,” tambahnya.
Kendati begitu, Tri melihat sektor olahraga sangat vital di tengah masyarakat.
Apalagi banyaknya Caleg yang membiayai event-event dapat memberi sumbangsih lebih bagi pengembangan olahraga di NTB. Terlepas dari motif politik dari setiap Caleg.
“Artinya bagus itu olahraga butuh dilihat, sebagai lahan dan ranah untuk berprestasi. Kita ambil positifnya, bahwa para caleg itu simpati dan peduli terhadap perkembangan olahraga,” tandasnya. (ADH)