ADVERTORIAL

Bappeda NTB Gelar Refleksi Pembangunan NTB 20 Tahun Terakhir

Mataram (NTBSatu) – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, telah menggelar kegiatan refleksi pembangunan NTB dalam 20 tahun terakhir.

Adapun indikatornya adalah, dilihat dari capaian makro, meliputi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Tigkat Pengangguran Terbuka (TPT), Persentase Penduduk Miskin, Gini Ratio, Pengeluaran Perkapita, Pertumbuhan Ekonomi dengan Tambang, PDRB ADHK per Kapita maupun PDRB ADHB per Kapita.

Pertama, terkait IPM. Pada tahun 2002 – 2022, pertumbuhan IPM NTB sebesar 20,17 persen. Dan berada di atas Provinsi Bali, yakni 13,24 persen.

Selain itu, capaian IPM NTB pada rentang waktu tersebut, juga di atas Provinsi Sulawesi (11,52 persen), di atas Provinsi NTT (9,29 persen), dan di atas Nasional (10,81 persen).

“Khusus di 2023, berdasarkan laporan BPS menunjukkan, laju pertumbuhan IPM Provinsi NTB mengalami pertumbuhan sebesar 72,37 dibanding tahun 2022, yakni sebesar 71,65,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB, Dr. Iswandi, pada Senin,11 Desember 2023.

IPM Provinsi NTB masih berada pada kategori capaian tinggi nasional. Nilai pertumbuhan IPM NTB menempati peringkat ketujuh secara nasional.

Iswandi menjelaskan, terdapat tiga indikator utama yang mempertahankan pertumbuhan IPM, yakni kesehatan, pendidikan, dan hidup layak.

Pada dimensi kesehatan, lanjut Iswandi, digambarkan oleh indikator Umur Harapan Hidup (UHH). Di mana bayi yang lahir pada tahun 2023 di Provinsi NTB memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 72,02 tahun.

“Indikator ini meningkat sebanyak 0,36 tahun dibandingkan tahun 2022,” jelasnya.

Kemudian dimensi pendidikan digambarkan oleh indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS).

Adapun HLS Provinsi NTB pada tahun 2023 mencapai 13,97 tahun. Meningkat 0,01 tahun dibandingkan tahun 2022. Sedangkan RLS nya sebesar 7,74 tahun. Meningkat sebanyak 0,13 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.

Terakhir, dimensi hidup layak digambarkan oleh indikator pengeluaran per kapita. Capaian Provinsi NTB pada tahun 2023 sebesar Rp11,10 juta per orang per tahun.

“Indikator ini meningkat sebanyak 414 ribu rupiah dibandingkan tahun 2022,” terangnya.

Sementara itu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi NTB dari tahun 2003 – 2022 sebesar 54,42 persen.

Capaian ini berada di bawah provinsi Sulawesi Selatan (73,96 persen), namun di atas Nasional (39,4 persen). Kemudian di atas Provinsi NTT (11,94 persen), di atas Provinsi Bali (10,45 perseb).

“Adapun di tahun 2022 ini, penurunan TPT Provinsi NTB sebesar 2,89 persen,” beber Iswandi.

Iswandi menjelaskan, rata-rata penurunan penduduk miskin Provinsi NTB tahun 2003-2022 sebesar 48,06 persen.

Capaian ini berada di atas Nasional (45,06 persen), di atas Provinsi Sulawesi Selatan (40,48 persen) di atas Provinsi Bali (37,74 persen) dan di atas Provinsi NTT (29,94 persen).

“Di tahun 2022, persentase penduduk miskin di NTB 13,68 persen. Sementara target capaian penduduk miskin Provinsi NTB pada tahun 2025 adalah di bawah 10 persen,” ujar Iswandi.

Selanjutnya, terkait rata-rata kenaikan Gini Ratio Provinsi NTB tahun 2002 -2022 sebesar 34,54 persen.

NTB berada di bawah Provinsi Sulawesi Selatan (16,99 persen), di bawah Provinsi Bali (14,56 persen), di bawah Provinsi NTT (12,96 persen) dan di bawah nasional (11,73 persen).

“Tahun 2022, Gini ratio Provinsi NTB sebesar 0,374. Target akhir capaian Gini Ratio Provinsi NTB pada tahun 2025 adalah terus berkurang atau menurun,” ungkapnya.

Sedangkan terkait dengan PDRB ADKH per kapita Provinsi NTB tahun 2022 sebesar Rp18.648.190.

Rata-rata pertumbuhan PDRB ADHK per kapita Provinsi NTB tahun 2010 – 2022 sebesar 20,10 persen. Sementara itu rata-rata pertumbuhan pengeluaran per kapita Provinsi NTB tahun 2013-2022 sebesar 19,34 persen. (MYM)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button