ADVERTORIALPemerintahan

5 Manfaat APHT Paok Motong Lombok Timur

Mataram (NTBSatu) – Pemda NTB, memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk membentuk Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) Paok Montong, di Lombok Timur.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si., menjelaskan, beberapa hal yang dapat dilakukan di APHT. Di antaranya, penyelenggaraan tempat aglomerasi pabrik. Kemudian, kegiatan menghasilkan Barang Kena Cukai (BKC) berupa hasil tembakau dan pengemasan BKC hasil tembakau dalam kemasan untuk penjualan eceran dan pelekatan cuka.

“Kenapa cukai perlu diperjuangkan? karena jika tidak, akan merugikan negara dan daerah. Cukai rokok memiliki peranan penting untuk pembangunan kesehatan,” ungkap Iswandi.

Menurutnya, APHT Paok Motong hadir dengan beragam manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Pertama, menjadi solusi atas kebijakan pemerintah tentang luas lahan minimal dua are bagi masyarakat yang membuka usaha rokok rumahan.

Kedua, penegakan hukum atas rokok ilegal yang tidak membayar cukai. Ketiga, meningkatkan pendapatan cukai pemerintah.

Keempat, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Terakhir,, mendatangkan investasi untuk pengembangan usaha yang dibutuhkan APHT seperti packaging, transportasi, dan sebagainya.

Sebelumnya, Bappeda NTB telah membuka kegiatan Sosialisasi Petunjuk Teknis Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) Paok Motong, Kamis, 24 Oktober 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, dari OPD terkait di tingkat provinsi maupun kabupaten, serta Bea Cukai dan pengusaha.

Dalam sambutannya, Iswandi turut memaparkan bahwa NTB memiliki sejarah panjang sebagai daerah agraris.

Dulunya, NTB merupakan wilayah rawan pangan. Namun, lambat laun menjadi salah satu lumbung beras di Indonesia berkat teknik tanam gogo rancah. Hinggha akhirnya, mampu membawa Gatot Suherman yang kala itu merupakan Gubernur NTB mendapatkan penghargaan dari Food and Agriculture Organization (FAO), Organisasi Pangan dan Pertanian di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Sejak saat itulah, NTB dikenal dengan nama Bumi Gora,” ujar Iswandi.

Tidak hanya komoditi pangan, NTB juga kaya dengan potensi komoditi lainnya, seperti tembakau.

“Sudah lama kita dikenal sebagai penghasil tembakau yang hebat. Sayangnya, selama ini NTB masih lebih banyak mengirim material mentah saja,” tukas Iswandi. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button