Dalam membudidayakan tanaman kurma di kawasan Samota, Alimuddin mengatakan pada saat musim krisis pakan ternak, terkadang daun pohon kurma dimakan sapi.
Selain itu, pohon kurma juga diserang hama daun. Tetapi dengan rajin mengontrol tanaman, persoalan tersebut dapat diatasi.
“Tanaman kurma secara besar-besaran di Sumbawa baru ada di sini. Ini berpotensi bagus karena kita melihat pertumbuhannya,” terangnya.
“Tapi yang jelas tanah di Sumbawa ini cocok untuk kurma,” tambahnya.
Untuk diketahui, Ailemak merupakan kawasan wisata yang populer di Sumbawa. Kawasan Ailemak dirancang sebagai kawasan wisata agro.
Berita Terkini:
- Berkunjung ke Desa Sakra, Bang Zul Disebut Pemimpin Responsif
- Rinjani Kembali Makan Korban, WNA Asal Irlandia Terjatuh di Letter E
- Ketika “Wakil Tuhan” Protes Gaji Rendah
- Terkendala Cuaca dan Medan Ekstrem, Evakuasi Pendaki Jakarta di Rinjani Dilanjutkan Hari Ini
Selain kawasan hutannya yang masih alami, juga punya potensi pertanian, perkebunan, peternakan, dan kelautan.
Kawasan Ailemak memiliki luas sekitar 20 hektare. Rencananya, kawasan ini dikembangkan menjadi kawasan pariwisata berbasis agro.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Fathul Gani menjelaskan tekstur tanah dan iklim di kawasan Samota sangat mendukung untuk pengembangan budidaya kurma.
“Kita kembangkan untuk kawasan kurma. Kalau orang nonton MXGP, bisa juga wisata agro. Kita kembangkan kawasan Samota ini sebagai kawasan percontohan kebun kurma,” kata mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB ini. (MYM)