Mataram (NTBSatu) – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Nusa Tenggara mencatat sampai dengan 15 November 2023, ada 1,37 juta atau 82,11 persen wajib pajak di NTB – NTT sudah melakukan pemadanan nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP).
Detailnya, target validasi untuk tahun ini sebanyak 1.674.769 NIK. Adapun data terkini menunjukan terdapat 1.375.088 NIK telah tervalidasi, sementara 299.681 NIK belum tervalidasi.
Berita Terkini:
- KJRI Pantau Ketat Operasi Imigrasi dan Demonstrasi di Los Angeles, Dua WNI Ditahan
- Kemampuan Fiskal Masih Bergantung dari Pusat, Pembentukan PPS Bakal Sulit Terealisasi
- Disinggung soal PPS, Fahri Hamzah: Tugas Saya Urus Rumah
- Polisi Tertibkan Sejumlah Pengendara ODOL di Jalur Pelabuhan Laut Bima
Integrasi NIK dengan NPWP ini bertujuan untuk peningkatan pelayanan wajib pajak. Wajib pajak juga lebih mudah mengakses beragam kebutuhan terkait perpajakan dengan menggunakan identitas tunggal.
“Terhitung mulai 1 Januari 2024 seluruh layanan perpajakan dan layanan lainnya sudah menggunakan NPWP dengan Format 16 digit NIK,”ujar Plt Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Nusa Tenggara, Nurbaeti Munawaroh pada NTBSatu, Selasa, 21 November 2023.
Baca Juga: 81,95 Persen Wajib Pajak NTB – NTT Sudah Padankan NIK dan NPWP
Nurbaeti menjelaskan, lewat integrasi keduanya, wajib pajak tidak perlu menghafal atau mengingat dua nomor sekaligus.