Dari sini ia kemudian dapat ide untuk berbisnis. Taylor mengubah metode cash stuffing-nya menjadi bisnis bernama ‘Baddies and Budgets’. Lewat bisnis itu, ia memberikan kursus tentang uang, alat-alat untuk budgeting, dan aksesori lainnya.
Salah satu yang dijual adalah amplop. Amplop itu bukan amplop biasa yang polos, tetapi sudah dirancang lebih estetik dan menarik.
“Saya melihat pasar, dan tidak dapat menemukan banyak toko yang menjual barang-barang yang Anda butuhkan untuk cash stuffing,” katanya, dikutip dari CNBC Make It, Rabu, 8 November 2023.
Berita Terkini:
- Polisi Amankan 8 Pelaku Ilegal Fishing dan Puluhan Bahan Peledak di Perairan Bima
- Pria Asal Lombok Barat Dibekuk Polisi Gegara Curi HP Perempuan saat Chek In di Hotel
- Dapat SP3, PT Autore Ngotot Lakukan Aktivitas di Perairan Sekaroh Lombok Timur
- Dugaan Korupsi SPPD Fiktif DPRD KLU Diusut Kejati NTB
Taylor mendirikan perusahaannya tersebut pada tahun 2021 bermodalkan uang bansos Rp17 juta. Tak butuh waktu lama, beberapa bulan setelahnya, ia mendapat cuan hampir US$250.000 atau Rp3,7 miliar.
Setahun kemudian, bisnis tersebut moncer. Baddies and Budgets menghasilkan cuan sekitar US$850.000 atau Rp13,5 miliar. Bahkan, di tahun ini, Taylor mengklaim cuan yang dihasilkan hampir US$1 juta atau Rp15,9 miliar.
Sejak itu, Taylor yang awalnya miskin dan bahkan terlilit utang akibat menganggur bertransformasi menjadi miliarder muda. (MKR)