Ekonomi BisnisHEADLINE NEWS

Dapat SP3, PT Autore Ngotot Lakukan Aktivitas di Perairan Sekaroh Lombok Timur

Mataram (NTBSatu) – PT Autore Pearl Culture (APC), telah mendapatkan Surat Peringatan (SP) dari pemerintah sebanyak tiga kali. Salah satunya dari Dinas Keluatan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi NTB, pada 19 Oktober 2021. Hal itu tertuang dalam surat nomor 105/Dislutkan/2021 dengan tanda tangan Kepala Dinas, Muslim.

Meski demikian, PT Autore tetap bersikukuh melakukan aktivitas di blok D perairan Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Di mana kawasan tersebut telah berubah menjadi ruang pariwisata. Hal itu sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2024.

Presiden Direktur PT Autore, Francesco Bruno menyampaikan, blok D merupakan salah satu titik sumber insersi perusahaan. Sebab, di kawasan tersebut pihaknya sudah menginvestasikan Rp10 miliar.

Di titik itu juga, kata Francesco, bisa menghasilkan mutiara dengan kualitas terbaik.

“Di situ karyawan juga ketergantungan sama blok D. Kalau tidak ada blok D, tidak ada kerang disuntik. Di lokasi lain tidak gampang,” kata Francesco, Kamis, 30 Januari 2025.

Ia mengatakan, untuk mengetahui bagus atau tidaknya kualitas mutiara, butuh waktu 3-4 tahun, sesuai massa produksinya. Sementara, di blok D sudah teruji kualitasnya.

“Jadi kita sangat bersikeras di blok D, ditambah di situ juga ada hak kita. Berpotensi di situ untuk eksisting, supaya perusahaan ini bisa tetap eksis dan bisa kasih makan ke banyak orang di daerah itu,” tuturnya.

Hidup dari Blok D

Blok D merupakan kehidupan bagi PT Autore. Karena itu, pihaknya siap angkat kaki jika ada larangan melakukan aktivitas di kawasan tersebut.

“Jadi kalau blok D hilang, PT Autore angkat kaki. Kalau itu terjadi, bisa saja menghancurkan hampir lebih 500 karyawan,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur PT APC, Bakri Razak menjelaskan, sebelum beroperasi di blok D tersebut, ada perusahaan lain yang mengelola kawasan itu. Yaitu, PT Paloma.

Perusahaan itu sudah ada di kawasan tersebut sejak tahun 2001 hingga 2005. Namun, sekarang sudah tidak efektif.

“Karena itu pemerintah daerah mengarahkan (PT Autore) ke sana (blok D), untuk menempati titik tersebut karena sudah lama tidak ditempati,” jelas Bakri.

Pemerintah mengarahkan PT Autore ke blok D tersebut karena beberapa alasan. Awalnya, PT Autore menempati lima titik atau disebut sekarang koordinat.

Dari lima koordinat tersebut, PT Autore hanya menerima dua koordinat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Tiga koordinatnya belum, sebab ada benturan dengan masyarakat setempat, termasuk nelayan.

“Kami akhirnya berkoordinasi dengan pemerintah daerah, sehingga kami dapat rekomendasi dari luar titik koordinat menuju ke titik D,” ujarnya.

1 2Laman berikutnya
Show More

Muhammad Yamin

Jurnalis Pemerintahan & Politik

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button