Mataram (NTBSatu) – Bencana kebakaran hebat di Los Angeles yang terjadi pada Selasa, 7 Januari 2025, menyebabkan kerusakan besar. Sebelas orang tewas, sekitar 10.000 bangunan hancur. 180.000 orang dievakuasi dari daerah terdampak.
Perkiraan kerugian ekonomi akibat kebakaran ini mencapai USD 150 miliar.
Namun, di tengah bencana ini, muncul klaim-klaim di media sosial yang perlu diverifikasi kebenarannya.
Klaim 1: Rumah John Cena di Los Angeles Selamat dari Kebakaran
Banyak beredar unggahan di akun TikTok, salah satunya unggahan @HantuLaot, mengklaim bahwa rumah pegulat dan aktor John Cena di Los Angeles selamat dari kebakaran.
“Rumah John Cena, artis yang beragama Islam, tidak tersentuh api sama sekali. Bukti kekuasaan Allah, InsyaAllah ada hikmah yang bisa diambil dari kejadian ini.”
Namun faktanya, klaim ini tidak benar. Tidak ada bukti bahwa John Cena memiliki rumah di Los Angeles. Ia memiliki sebuah rumah mewah senilai USD 4 juta yang berlokasi di Florida.
Selain itu, video rumah yang tampil dalam unggahan tersebut sebenarnya menunjukkan rumah yang berada di Hawaii.
Rumah ini merupakan satu-satunya bangunan yang selamat dari kebakaran di wilayah Hawaii pada Agustus 2023, bukan dari kebakaran di Los Angeles.
Klaim 2: Rumah Beton Mewah di Malibu Selamat dari Kebakaran
Selain klaim mengenai John Cena, terdapat laporan bahwa sebuah rumah mewah milik David Steiner, seorang pensiunan pengusaha pengelolaan limbah, tetap utuh di tengah kebakaran Los Angeles.
Hal tersebut merupakan Fakta. Rumah tersebut memang terletak di Malibu, bernilai USD 9 juta, dan terdesain tahan gempa serta kebakaran.
Rumah Steiner memiliki konstruksi khusus yang membuatnya tahan terhadap kebakaran. Termasuk dinding semen dan batu, atap anti api, serta tiang pancang yang tertancap.
“Ini bukan keajaiban, ini disebut beton,” tulis akun @saulsadika di platform X, Sabtu, 11 Januari 2025.
Hal ini juga mempertegas pentingnya pembangunan rumah dengan material yang tahan api, terutama di area rawan kebakaran.
Bencana besar seperti kebakaran sering menjadi sasaran penyebaran informasi yang tidak benar. Karenanya, imbauan untuk masyarakat selalu memeriksa fakta sebelum mempercayai dan membagikan berita di media sosial. (*)