Lombok Timur (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur mendapat bantuan jaringan air bersih untuk mengatasi persoalan air bersih di wilayah selatan. Bantuan tersebut didapatkan dari proyek HOIFA Inovasi yang didukung oleh Caritas German Indonesia melalui Program ToGETHER.
Pada saat peresmian bantuan tersebut, Kamis, 2 Mei 2024, Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur, M Juaini Taofik, mengajak masyarakat untuk bersyukur dan memelihara jaringan sistem air bersih yang telah diberikan.
“Kita syukuri apa yang ada. Tolong rawat dulu apa yang diberikan,” kata Taofik di Kantor Desa Batunampar Selatan.
Pada kesempatan yang sama, ia mengingatkan peran penting desa dalam mengatasi persoalan masyarakat. Termasuk persoalan air bersih yang selalu terjadi dari tahun ke tahun.
Keberadaan sarana perpipaan ini diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat setempat, utamanya kaum perempuan yang paling sering bersentuhan dengan persoalan air bersih.
Taofik pun menyampaikan apresiasi kepada LPSDM yang telah mendukung pembangunan di Lombok Timur. Salah satunya dengan memecahkan persoalan air bersih di wilayah selatan melalui proyek HOIFA Inovasi tersebut.
Berita Terkini:
- Nahkodai DPW PAN NTB, Konsolidasi Jadi Misi Perdana LAZ
- HKB 2025 di NTB: BNPB Tebar Ribuan Bibit Pohon, Mitigasi Bahaya Tsunami Kota Mataram
- Prediksi Ilmiah Final El Clasico Copa Del Rey 2025, Benarkah Barca Lebih Unggul?
- Ahsanul Khalik: Mengabdi dengan Hati, Memimpin dengan Solusi
- Sosok Mantan Panglima TNI Try Sutrisno Pengusul Wapres Gibran Diganti
Direktur LPSDM, Ririn Hayudiani mengatakan penyediaan jaringan perpipaan melalui program ToGETHER merupakan antisipasi dampak bencana kekeringan. Dijelaskannya, LPSDM bersama Caritas German Indonesia melalui Project HOIFA Inovasi berupaya melakukan rehabilitasi dengan membangun jaringan perpipaan air bersih sepanjang 3.000 meter.
Jaringan tersebut dapat memberi akses ketersediaan air bersih bagi empat dusun di Desa Batunampar Selatan, yang berisikan sekitar 455 kepala keluarga atau 1.741 Jiwa.
Sebelumnya, masyarakat setempat memenuhi kebutuhan air dengan membeli air seharga Rp300.000-Rp500.000 dalam sebulan. Ia berharap, program ini dapat menjawab isu kemiskinan, lingkungan, kesehatan, hingga ketimpangan, untuk percepatan pencapaian SDGs Desa. (MKR)