Saat ini, Pemprov NTB sendiri sudah melakukan distribusi air bersih di beberapa wilayah terdampak, begitupun dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota masing-masing, juga sudah melakukan hal yang sama.
“Dampak musim kemarau sudah kita antisipasi, beberapa dari pemerintah provinsi terus survive melakukan pembagian air di beberapa titik,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. TGH. Salimul Jihad, MA selaku Khotib pada kegiatan tersebut mengajak seluruh masyarakat untuk banyak-banyak berdoa dan beristighfar kepada Allah SWT.
Pasalnya, segala sesuatu yang terjadi di dunia merupakan imbas dari perbuatan atau ulah manusia itu sendiri.
Berita Terkini:
- Media Gathering DJP Nusa Tenggara: Bahas Modus Penipuan Pajak hingga Isu Perpajakan Terkini
- Semarak HUT ke-52, PDI Perjuangan NTB akan Kunjungi Pejuang Partai Hingga Gelar Mimbar Demokrasi
- Johan Rosihan Cek Pemagaran Laut di Tangerang, Sebut Berpotensi Melanggar Hukum
- KPK Sebut 885 Tambak Udang di NTB Beroperasi Secara Ilegal
“Mari kita semua banyak-banyak bertobat dan beristighfar karena biasanya bencana itu karena murka Allah,” ungkapnya.
Berdasarkan update perkembangan bencana kekeringan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, sampai dengan 16 Oktober 2023, sebanyak 6 kabupaten/kota di NTB telah menetapkan status siaga darurat kekeringan dan 3 kabupaten telah menetapkan status tanggap darurat tahun 2023.
Sebanyak 9 kabupaten/kota di Provinsi NTB sudah melaporkan terjadinya bencana kekeringan, dengan total terdampak sementara 73 kecamatan, 345 desa, 164.700 KK dan 578.839 jiwa. (MYM)