Daerah NTBHEADLINE NEWS

Pengamat Unram Sebut Aksi Pj Gubernur NTB Usir Kepala OPD sebagai Retorika Deliberatif, Apa Itu?

Ada juga pejabat publik yang menggunakan retorika deliberatif dengan gaya marah-marah, seperti Ahok dan Risma. Menurut Agus, apartur dan masyarakat yang tidak bisa menerima gaya komunikasi semacam itu akan tersinggung dan menjadi antipati.

“Tetapi banyak aparatur dan masyarakat yang tidak mempersoalkan gaya komunikasi tersebut, karena dengan gaya komunikasi tersebut Ahok dan Risma bisa melakukan percepatan proses dan hasil-hasil pembangunan,” katanya.

Pandangan Agus, dalam komunikasi organisasi, pemimpin tertinggi sebaiknya menggunakan gaya komunikasi yang dapat diterima oleh semua elemen organisasi. Yaitu menerapkan gaya yang lebih persuasif agar tidak mengganggu kestabilan organisasi pemerintahan.

Berita Terkini:

“Itu kan berpotensi menimbulkan malu, apa lagi yang diminta keluar adalah eselon II dan mengerahkan Pol PP. Sebaiknya nanti saja dipanggil ke ruangan lalu ditegur atau evaluasi,” ujarnya.

Namun kembali lagi, gaya komunikasi semacam itu akan menjadi gejala positif jika dilakukan sebagai motif menegakan kedisiplinan dan mempercepat pembangunan daerah.

IKLAN

“Pj sekarang kan tidak seperti Pj sebelumnya yang hanya menjalankan roda organisasi. Pj sekarang punya waktu yang panjang sehingga dimungkinkan mengambil kebijakan mendasar dan melakukan percepatan pembangunan,” kata Agus Purbathin.

Namun secara keseluruhan, ia menilai tindakan yang dilakukan Lalu Gita dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi psikologis atau bahkan potensi persaingan politik.

Diketahui sebelumnya, Kepala Biro Administrasi Pembangunan NTB, Abdul Wahid diusir Pj Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi pada acara Pelantikan Sekda NTB di Kantor Gubernur, Kamis, 5 Oktober 2023. Atas perintah Lalu Gita, ia diminta keluar oleh Pol PP lantaran terlambat datang pada acara tersebut. (MKR)

IKLAN

Laman sebelumnya 1 2

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button