Mataram (NTBSatu) – Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi NTB mengalami kontraksi dua kali lipat: minus 1,47 persen secara tahunan (y-on-y) dan minus 2,32 persen secara kuartalan (q-to-q) pada Triwulan I 2025.
Pada kuartil I ini, kontraksi pertumbuhan ekonomi NTB sebagian besar akibat mandeknya ekspor tambang. Sektor ini biasanya menyumbang lebih dari 20 persen terhadap ekonomi NTB, tapi pada awal 2025 ekspornya nihil.
Data tersebut menunjukkan, kondisi ekonomi NTB berada di titik rawan. Jika kuartal berikutnya kembali minus, NTB secara teknikal akan masuk ke dalam resesi.
Kondisi pertumbuhan ekonomi NTB yang lesu mendapat sorotan dari Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTB, Sambirang Ahmadi.
Menurutnya, kondisi ekonomi mulai melemah merupakan petanda bagi Pemprov NTB untuk menempuh langkah-langkah taktis. Tujuannya, meminimalisir potensi lebih besar penurunan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Ini adalah alarm. Pemprov harus segera menyiapkan antisipasi dampak dari penurunan aktivitas pertambangan terhadap pendapatan daerah. Minimal tidak terus-terus bergantung pada hasil tambang,” kata Sambirang, Jumat, 9 Mei 2025.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengemukakan, penurunan produksi pada sektor pertambangan tersebut disebabkan karena kebijakan hilirisasi di sektor pertambangan itu sendiri.
Di mana berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Peraturan ini mengatur agar tidak ada lagi ekspor bahan tambang mentah. Artinya, harus diolah terlebih dulu di dalam negeri.
Namun menjadi dilema bahwa kemampuan smelter di PT AMNT untuk mengolah konsetrat tersebut masih terbatas. Informasinya, daya serap Smelter tersebut masih di bawah 60 persen.
“Informasinya, pabrik smelter di KSB sejauh ini belum mampu beroperasi maksimal sesuai rencana,” ujar Sambirang.
Kebijakan moratorium ekspor konsentrat ini, kata Sambirang, bisa saja menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai ekspor pada sektor pertambangan di NTB, khususnya di PT AMNT. Sebab, kemampuan Smelter belum maksimal.
“Jika hal ini terus terjadi, maka pemerintah daerah akan ikut terdampak dari sisi penurunan Dana Bagi Hasil tambang,” tutur Sambirang.
Desak Pemerintah Pusat
Karena itu, Sambirang meminta Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal segera mensiasati kebijakan ini dengan baik. Takutnya, di tahun berikutnya, ekonomi NTB akan mengalami penurunan signifikan.
Salah satu langkah yang harus diambil Gubernur NTB adalah segera bergerak melakukan komunikasi dan lobi kepada pemerintah pusat untuk diberikan kelonggaran dalam melakukan ekspor hasil tambang.
Demikian dengan pemda kabupaten dan kota juga harus terlibat aktif mendesak pemerintah pusat membuka celah pengiriman konsentrat dalam bentuk mentah.
Pun, untuk PT. AMNT untuk mempercepat penyelesaian seluruh fasilitas penunjang smelter tersebut
“Karena itu Saya mendorong pak Gubernur untuk aktif melobi pemerintah pusat agar meninjau kembali kebijakan (hilirisasi) tersebut. Karena bukan hanya daerah yang rugi, pusat juga akan menurun pendapatan DBH tambang,” pungkasnya. (*)
Perbanyak Event MICE
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal menjelaskan, penurunan pertumbuhan ekonomi bukan hanya terjadi di NTB, namun pertumbuhan ekonomi terjadi kontraksi hampir di semua negara.
“Semua daerah itu rata-rata terjadi (penurunan pertumbuhan ekonomi), karena situasi ekonomi globalnya mempengaruhi itu,” kata Iqbal, Kamis, 8 Mei 2025.
Pada kuartil I ini, kontraksi pertumbuhan ekonomi NTB sebagian besar akibat mandeknya ekspor tambang. Sektor ini biasanya menyumbang lebih dari 20 persen terhadap ekonomi NTB, tapi pada awal 2025 ekspornya nihil.
Karena itu, Iqbal berharap dengan situasi seperti ini, promosi pada berbagai bidang lainnya harus digencarkan. Salah satunya, memperbanyak event-event meetings, incentives, conventions and exhibitions (MICE).
“Termasuk salah satunya adalah Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) 2025 yang tengah berlangsung hari ini. Hasil dari promosi ini bisa kita lihat tahun depan,” ungkap Iqbal.
“Jadi nanti ada program kita akan membagikan ke mereka video-video, foto-foto perjalanannya untuk mereka upload di medsos mereka juga,” pungkasnya menambahkan. (*)