“Bicaralah yang jujur apakah saat memimpin pernah mengarahkan? (Korup, red),” tanya Lutfi dengan nada lantang.
“Sampai saya katakan pada mereka (bawahan, red), pernah saya mengarahkan selama memimpin?. ‘Tidak pernah jawab mereka’, suruh mereka bersumpah atas nama agamanya,” timpalnya.
Ia merujuk pada salah satu instansi yang digeledah KPK, yakni Unit Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ). Wali Kota mengaku, masuk ke ruangan itu tidak pernah, apalagi sampai memerintahkan untuk berperilaku korup.
“Boleh ditanya kepada kepala dinas yang mendampingi saya, sampai hari ini saya tidak pernah menginjak ruang PBJ,” tegasnya lagi.
Berita Terkini:
- Gubernur NTB Nilai Satgas PPKS di Ponpes tak Urgen, Aktivis Anak: Justru Itu yang Belum Ada
- PPATK Sebut Korupsi dan Narkotika Jadi Kejahatan Tertinggi Tindak Pidana Pencucian Uang
- Sidang Perdana Gugatan Mobil Esemka dan Ijazah Digelar Besok, Jokowi Bakal ke Vatikan?
- Hakim Jatuhkan Vonis Dua Terdakwa Korupsi KUR BSI Petani Porang
Masih dalam pidatonya, Wali Kota melanjutkan sambutannya dengan menyinggung masa masa akhir kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofiyan, SH.
September ini adalah bulan terakhir, tepatnya tanggal 26 September ia dan Feri akan meletakkan jabatannya.
Selama memimpin bersama Wakil Wali Kota, Politisi Golkar ini mengaku banyak sudah menggagas pikiran-pikiran, menggagas konstruksi bangunan seperti apa yang terlihat di Kota Bima saat ini.
Atas buah kerja keras dan sehingga wajar diganjar penghargaan berturut berturut. (HAK)