Mataram (NTB Satu) – Harta karun Lombok yang berjumlah 335 benda, diminta untuk dikembalikan ke daerah. Permintaan itu telah disampaikan oleh berbagai pihak di NTB sejak rencana pengembalian mencuat pada awal bulan Juli 2023. Mulai dari komunitas, pemerintah, dan keturunan kerajaan Cakranegara langsung yang meminta kepada pemerintah pusat.
Permintaan tersebut pun sampai di telinga Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid. Ia mengatakan, untuk sementara ini penempatan 335 harta karun Lombok berada di Museum Nasional.
“Tanggal persis pengembaliannya belum bisa saya sampaikan, tetapi kami perkirakan di bulan Agustus. Sedangkan soal penempatan, sementara ini di Museum Nasional,” ungkapnya saat pertemuan dengan Dinas Dikbud NTB dan Museum Negeri NTB secara daring, Selasa, 25 Juli 2023.
Penempatan dilakukan di Museum Nasional karena dari segi penilaian, tempat tersebut yang paling siap. Siap secara infrastruktur, keamanan, dan lainnya.
“Saya bolak-balik di media menanyakan kesiapan, saya kira itu isu yang sangat penting. Kesiapan dari infrastruktur, keamanan, dan seterusnya, oleh karena itu tentu saya bilang Museum Nasional paling siap,” jelasnya.
Baca Juga:
- Siswi SMAN 1 Mataram Bawa Tim Hockey Indonesia Juara Asia
- Banjir di Pulau Sumbawa, 4.850 KK Terdampak dan 316 Ekor Hewan Ternak Hanyut
- Oknum Pimpinan Ponpes di Lombok Barat Diduga Bersekongkol Setubuhi Santriwati Bersama Anaknya
- Realisasi Belanja APBN di NTB 2024 Capai 90,62 Persen
Apakah mungkin nanti dilihat langsung oleh masyarakat Lombok, tentu ini keinginan kita semua. Sebab, maksud dari membawa kembali benda bersejarah tersebut adalah untuk mengintegrasikan kembali dengan narasi-narasi sejarah.
“Maka, soal nanti apakah dipamerkan di museum, saya justru mempertanyakan Museum Negeri NTB karena sekarang masih tipe B. Harus naik ke tipe A dengan sistem pengamanan yang kita jamin bersama,” tambahnya.
Kemudian, apakah ada kemungkinan di masa mendatang untuk penempatannya di Museum Negeri NTB juga, maka kesiapannya seperti apa. Kemajuan seperti apa yang telah dilakukan Museum Negeri NTB untuk kesiapannya dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang jalan setiap tahunnya.
“Nanti saya cari waktu deh, mampir ke Mataram, ke Lombok ya. Nanti kita lihat bersama, bicara tentang kesiapan Museum Negeri NTB, supaya bisa ketemu di lapangan dan bisa ngobrol. Karena kalau lewat zoom kurang nikmat,” ujarnya.
Ia mengakui ada keinginan bersama agar benda bersejarah Lombok ini bisa dilihat oleh masyarakat. “Tinggal masalah yang lebih teknikal, bagaimana melakukan itu agar membawa manfaat seperti yang diharapkan,” lanjutnya.
Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, SH., MH., pun menanggapi jawaban dari Dirjen Kebudayaan. Ia menyampaikan, bahwa Dirjen memiliki harapan yang sama, agar masyarakat bisa melihat benda bersejarah yang dikembalikan Belanda.
“Yang jelas harapan kita semua sama. Kami juga akan mulai memperbaiki, meningkatkan kapasitas sehingga mempunyai standar yang sama. Bahan ini, kami akan sampaikan kepada pimpinan sehingga menjadi kebijakan pemerintah daerah,” terangnya.
Untuk kedatangan Dirjen Kebudayaan, akan diatur jadwalnya terlebih dahulu dan pihaknya sangat senang karena Dirjen mau hadir.
“Mudah-mudahan kedatangan Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid ke Museum Negeri NTB, tidak lama lagi,” tutupnya. (JEF)