Sholeha, Remaja Tuli Asal Mataram Suarakan Kebersihan dan Kesehatan Menstruasi di Rwanda
“Dengan melibatkan pendidik sebaya yang juga murid di satu sekolah sebagai pelaku utama dalam mengedukasi MKM, sangat efektif. Karena, hal ini dapat menghilangkan garis penghalang yang ada dalam pembicaraan seputar menstruasi. Hasil tersebut juga menunjukkan murid dapat membicarakan menstruasi tanpa ditertawakan teman-temannya, khususnya oleh anak laki-laki. Jika mereka tiba-tiba menstruasi di sekolah, maka mereka tidak takut lagi,” ungkapnya.
Terlebih lagi, jika di sekolah sudah menyediakan pembalut, sehingga anak laki-laki tidak mengejek anak perempuan yang sedang menstruasi.
“Saya berharap, Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) bisa digunakan oleh murid perempuan saat mengalami nyeri menstruasi. Termasuk juga toilet, selain ramah perempuan bisa digunakan oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas. Fasilitas MKM yang inklusif saya harap juga tersedia di berbagai area publik,” tutupnya. (JEF)
Baca Juga :
- Rizki Juniansyah Pecahkan Rekor Dunia dan Sabet Emas SEA Games 2025
- Lahan Kurang dari 10 Are, Puluhan Koperasi Merah Putih di Mataram Tunggu Regulasi Pusat
- Pemkab Lotim Minta Semua Kades Penuhi Aturan Menteri Purbaya Cairkan Dana Desa
- Stok Daging di Sumbawa Dipastikan Aman Jelang Nataru
- Kemendagri Minta Pemda Cari Solusi Kenaikan Harga Pangan Pemicu Inflasi



