Masyarakat NTB Banyak Tertarik Investasi Reksa Dana dan SBN Karena Minim Risiko

Mataram (NTB Satu) - Bursa Efek Indonesia NTB mengeluarkan data jumlah investor Reksa Dana di NTB yang mengacu pada SID (single investor identification) sebanyak 96.652 SID dan SBN (Surat Berharga Nasional) sebanyak 3.354 SID Juni 2023. Kedua instrumen investasi ini mencatatkan pertumbuhan positif, dimana investor reksadana tumbuh sebesar 39,24 persen year on year. Adapun investor SBN (Surat Berharga Nasional) bertumbuh hingga 35,02 persen. Menurut Advisory Officer BRI Danareksa Sekuritas Perwakilan NTB, Ahmad Sandiffuad mengungkapkan minat masyarakat yang tinggi untuk berinvestasi pada produk reksa dana dan SBN lantaran keduanya tidak memiliki risiko yang tinggi seperti saham, namun imbal hasil atau keuntungan yang diberikan cukup menjanjikan. "Reksa dana memang dirancang untuk masyarakat yang ingin berinvestasi tapi memiliki modal, waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu dana pemodal akan dikelola oleh manajer investasi profesional "ujarnya, Kamis 11 Juli 2023. Baca Juga : Fakta-fakta ORI023, Investasi Obligasi Negara Tawarkan Suku Bunga Sampai 6,1 Persen dan Anti Gagal bayar Hukrim Dapat Sanksi OJK, Puluhan Perusahaan Didenda Rp11 Miliar dan Pencabutan Izin Fenomena Menarik, Generasi “Strawberry” NTB Mulai Banyak Main Saham OJK NTB Rilis Nama-Nama Pinjol Diduga Ilegal, Kenali Modusnya! “Securities Crowdfunding” Jadi Alternatif Pendanaan bagi UMKM NTB Disamping itu, strategi dalam investasi Reksa dana menitikberatkan pada diversifikasi portofolio. Dilansir dari situs resmi IDX (Indonesian Stock Exchange), Reksa dana sendiri mempunyai berbagai jenis produk, yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Reksa Dana Campuran dan Reksa Dana Saham. "Kelebihan reksa dana ini juga no fee dan tidak lagi dikenakan potongan pajak", ungkapnya. Untuk pilihan SBN, produk investasi ini telah diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah Republik Indonesia. Analogi sederhananya, kita sebagai masyarakat meminjamkan sejumlah dana ke pemerintah dalam kurun waktu tertentu. Secara umum, SBN terdiri dari dua jenis, yaitu yang bersifat konvensional dan syariah. Untuk SBN Konvensional terdiri Savings Bond Ritel (SBR) dan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI). Sedangkan SBN Syariah antara lain Sukuk tabungan (ST) dan Sukuk Ritel Indonesia (Sukri). Produk investasi ini dibuat dengan tujuan memberi kesempatan kepada masyarakat berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan negara. Baca Juga : Fakta-fakta ORI023, Investasi Obligasi Negara Tawarkan Suku Bunga Sampai 6,1 Persen dan Anti Gagal bayar Hukrim Dapat Sanksi OJK, Puluhan Perusahaan Didenda Rp11 Miliar dan Pencabutan Izin Fenomena Menarik, Generasi “Strawberry” NTB Mulai Banyak Main Saham OJK NTB Rilis Nama-Nama Pinjol Diduga Ilegal, Kenali Modusnya! “Securities Crowdfunding” Jadi Alternatif Pendanaan bagi UMKM NTB "Sederhananya untuk SBN khususnya Obligasi ini adalah investasi untuk jangka panjang. Dari pada uang nganggur di rekening itu bisa tergerus inflasi dan biaya admin. Lebih baik dialokasikan untuk membeli produk ini. Selain return-nya lebih tinggi dibandingkan bunga bank, potensi risikonya juga paling rendah,"ujarnya Sandi menerangkan bahwa saat ini pemerintah melalui Kementerian Keuangan sedang mengeluarkan SBN seri ORI023 (ORI023-T3& ORI023-T6) dengan jenis kupon tetap (fixed rate) 5,90% dan 6,10% per tahun telah rilis. Masa penawaran mulai 30 Juni—20 Juli 2023. Masyarakat NTB dapat berinvestasi reksa dana dan SBN melalui bank, perusahaan manajer investasi dan sekuritas yang menjadi agen penjual yang telah terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Jadi, untuk masyarakat yang mendambakan ketenangan dan kenyamanan dalam berinvestasi, tetapi lebih rendah risiko dan keuntungannya stabil, Reksadana maupun SBN bisa menjadi pilihan menarik", tutupnya. (STA) Baca Juga : Fakta-fakta ORI023, Investasi Obligasi Negara Tawarkan Suku Bunga Sampai 6,1 Persen dan Anti Gagal bayar Hukrim Dapat Sanksi OJK, Puluhan Perusahaan Didenda Rp11 Miliar dan Pencabutan Izin Fenomena Menarik, Generasi “Strawberry” NTB Mulai Banyak Main Saham OJK NTB Rilis Nama-Nama Pinjol Diduga Ilegal, Kenali Modusnya! “Securities Crowdfunding” Jadi Alternatif Pendanaan bagi UMKM NTB