8 Tradisi Unik Meriahkan Iduladha di Indonesia, Salah Satunya Tradisi Roah dari Lombok

Mataram (NTB Satu) - Iduladha merupakan hari raya umat muslim yang dirayakan dengan menyembelih hewan kurban. Namun tak hanya itu, perayaan Iduladha di setiap daerah di Indonesia diwarnai dengan tradisi unik hasil akulturasi budaya setempat. Yuk, simak beragam tradisi unik dari berbagai daerah di Indonesia yang telah dirangkum NTBSatu. Tradisi Apitan, Semarang Warga Kota Semarang, Jawa Tengah merayakan Iduladha dengan menggelar tradisi Apitan. Tradisi ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas rezeki atas hasil bumi yang diberikan oleh Tuhan. Tradisi Apitan dimulai dengan pembacaan doa, dilanjutkan dengan mengarak hasil tani, ternak, hingga gunungan. Sepanjang jalan yang dilalui arakan warga akan saling berebut gunungan. Baca Juga : Jangan Panik, Pertamina Tambah 15.600 Ribu Tabung LPG 3 Kg di NTB Saat Iduladha Presiden Jokowi Beli Sapi Kurban Berbobot 1 Ton dari Peternak Lombok Utara Warga setempat percaya bahwa tradisi ini merupakan kebiasaan wali songosebagai bentuk rasa syukur saat perayaan Iduladha. Semarak Gelaran Apitan diwarnai dengan berbagai hiburan tradisional khas Semarang. Tradisi Lawa Pipi, Maluku Tengah Lawa Pipi berasal dari bahasa Hila, Lawa berarti lari dan Pipi artinya Kambing. Tradisi yang berasal dari Ulih Lawang, Maluku Tengah ini dilakukan sehari setelah salat Iduladha. Ketentuan kambing yang boleh digunakan biasanya berumur di atas dua tahun dan tidak catat, nantinya setiap kambing yang terpilih punya sebutan tema. Sebelum disembelih, kambing akan dibawa ke halaman rumah Raja Oolong kemudian digelar doa bersama. Setelah itu, masyarakat akan mengarak kambing dengan mengelilingi masjid Adat Hasan Sulaiman sebanyak tujuh kali seperti tawaf. Baca Juga : Jangan Panik, Pertamina Tambah 15.600 Ribu Tabung LPG 3 Kg di NTB Saat Iduladha Presiden Jokowi Beli Sapi Kurban Berbobot 1 Ton dari Peternak Lombok Utara Tradisi Manten Sapi, Pasuruan Tradisi manten sapi dilakukan oleh umat Islam di Pasuruan sebagai simbol kehormatan hewan kurban yang akan disembelih. Uniknya, sebelum disembelih hewan kurban akan didandani layaknya pengantin. Hewan tersebut juga diberikan kalung bunga tujuh rupa dan dibalut dengan kain kafan, serban serta sajadah. Kain kafan mempunyai makna kesucian orang yang berkurban. Hewan kurban yang sudah dirias kemudian diarak menuju masjid setempat untuk disembelih, kemudian dagingnya diolah sebagai hidangan untuk santapan bersama. Baca Juga : Jangan Panik, Pertamina Tambah 15.600 Ribu Tabung LPG 3 Kg di NTB Saat Iduladha Presiden Jokowi Beli Sapi Kurban Berbobot 1 Ton dari Peternak Lombok Utara Tradisi Gamelan Sekanten, Cirebon Masyarakat Cirebon merayakan Iduladha dengan melakukan tradisi yang bernama Gamelan Sekaten. Tradisi ini dipercaya menjadi salah satu cara Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di tanah Cirebon. Sesuai dengan namanya setiap perayaan hari besar agama Islam yakni Idulfitri dan Iduladha, gamelan di area keraton kasepuhan Cirebon akan dibunyikan. Alunan musik gamelan tersebut menjadi pertanda bahwa muslim di Cirebon merayakan hari raya kemenangan. Gamelan ini dibunyikan sesaat setelah Sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung. Tradisi Toron, Madura Toron dalam bahasa Madura memiliki arti turun. Menjelang Iduladha, umat Islam asal Madura yang hidup diperantauan akan melakukan Toron atau kembali pulang ke kampung halaman. Baca Juga : Jangan Panik, Pertamina Tambah 15.600 Ribu Tabung LPG 3 Kg di NTB Saat Iduladha Presiden Jokowi Beli Sapi Kurban Berbobot 1 Ton dari Peternak Lombok Utara Setelah sampai ke kampung halaman mereka akan bersilaturahmi ke sanak saudara maupun ketetangga. Silahturahmi merupakan puncak dari tradisi Toron. Selain bersilaturahmi, tradisi Toron dilakukan untuk melakukan nyekar atau nyalase dengan berkunjung ke kuburan untuk mendoakan para pendahulu. Tradisi Meugang, Aceh Saat perayaan Iduladha di Aceh, masyarakat melakukan tradisi Meugang. Meugang adalah tradisi menyembelih hewan kurban seperti kambing atau sapi yang dilakukan pada saat Idulfitri, bulan Ramadan, dan Iduladha. Setumpuk daging merupakan simbol kesakralan dan harga diri seorang laki-laki yang dihadapkan pada keluarga batih perempuan. Di masa kejayaan Aceh saat pemerintahan Sulthan Iskandar Muda berkuasa, tradisi ini dilakukan dengan membagikan daging meugang, sembako dan kain kepada masyarakat kurang mampu. Tradisi ini dilakukan sebagai rasa syukur atas kemakmuran tanah Aceh. Baca Juga : Jangan Panik, Pertamina Tambah 15.600 Ribu Tabung LPG 3 Kg di NTB Saat Iduladha Presiden Jokowi Beli Sapi Kurban Berbobot 1 Ton dari Peternak Lombok Utara Tradisi Grebeg Gunungan, Yogyakarta Umat Islam Yogyakarta menggelar tradisi Grebeg Gunungan dalam memeriahkan Iduladha. Terdapat tiga gunungan yang diarak yakni terdiri dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Masyarakat Yogyakarta mengarak hasil bumi ini dari halaman keraton menuju masjid Gedhe Kauman. Simbol hajat dalem yang bermakna sebuah bentuk kedermawanan sultan kepada rakyatnya. Tradisi Grebeg juga dimaknai sebagai bagian dari dakwah Islam yang mengandung nilai-nilai pelestarian lingkungan. Tradisi Roah, Lombok Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat mengenal tradisi Roah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Tradisi ini dilakukan menjelang perayaan salat Iduladha. Dalam tradisi Roah ini, masyarakat Lombok akan membawa jamuan hidangan berbentuk dulang yang dilakukan oleh jemaah laki-laki dengan menggelar zikir. Esensi dari tradisi ini adalah menggelar doa bersama dengan membawa dulang berisikan makanan ataupun buah-buahan hasil panen. Adapun sajian makanan khas roah yaitu nasi kuning atau nasi Rasul dengan lauk opor ayam maupun telur, ayam panggang, gulai, bebalung, sate sayur, dan sebagainya. (STA) Baca Juga : Jangan Panik, Pertamina Tambah 15.600 Ribu Tabung LPG 3 Kg di NTB Saat Iduladha Presiden Jokowi Beli Sapi Kurban Berbobot 1 Ton dari Peternak Lombok Utara