“Banyak juga aktivis lain yang bertanya, beragam isu pembangunan hingga perilaku pejabat, dan dari dulu grup WA Pojok NTB biasa begitu. Jadi postingan saya pun hanya bertanya untuk diskusi,” jelasnya.
Hal itu disampaikan Fihir saat Jaksa Penuntut Adi Helmi SH menanyakan mengapa tidak bertanya dengan cara japri ke Ketua DPRD NTB.
Fihir juga mengatakan, dirinya tidak bertanya secara japri ke Ketua DPRD NTB atau anggota lainnya, lantaran khawatir dikira “mengolah” dan meminta uang.
“Kalau japri pasti dikira kita ngolah dan minta uang. Lagipula grup WA Pojok sudah biasa jadi wadah diskusi. Bertanya disitu dan dijawab disitu,” jelasnya.
Lihat Juga:
- Pemprov NTB Pastikan Tidak Eksekusi Anggaran Sebelum Pelantikan Kepala Daerah Terpilih
- Wamen HAM Paparkan 4 Tahapan Menuju Indonesia Emas Berdasarkan Supremasi Hukum dan Hak Asasi Manusia
- Kabid SMK Bongkar Dugaan Keterlibatan Kadis Dikbud NTB Terkait OTT Proyek DAK
- Molor, Perbaikan Jalan Terong Tawah Lombok Barat Dimulai Maret
Fihir menyampaikan, sebelumnya Ketua DPRD NTB juga aktif menjawab jika ada pertanyaan di grup. Namun Hj Isvie keluar dari grup setelah postingan pertanyaan kabar burung.
Saat hakim menanyakan siapa saja pejabat yang aktif menjawab pertanyaan di grup Pojok NTB, Fihir menyebutkan sejumlah nama termasuk Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah.
“Pak Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah sangat aktif dan responsif jika ada pertanyaan di grup WA. Pak Gubernur paling top yang mulia,” ujarnya.
Hakim pun sempat bercanda, Fihir sebagai pendukung Zul-Rohmi dua periode.
“Gubernur top ya. Sepertinya anda pendukung dua periode ini,” tukasnya.