Sepanjang 2022, PLN Peduli Fokus Bantu Pendidikan, UMKM, dan Lingkungan

Mataram (NTB Satu) – PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara terus memantapkan komitmen untuk menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) secara keberlanjutan melalui program yang dapat membangun kemandirian bagi para penerima manfaat. Tentunya selaras dengan transformasi yang dilakukan oleh PLN.

Sejalan bersama arahan kementrian BUMN, PLN UIP Nusra telah melaksanakan program-program unggulan TJSL yang mampu menghadirkan nilai tambah bagi perusahaan melalui pelaksanaan program Creating Share Value (CSV) dan Sustainable Development Goals (SDG’s) pada tiga fokus kategori yakni, Pendidikan, UMKM dan Lingkungan Hidup.

Sepanjang tahun 2022 saja, PLN UIP Nusra telah menjalankan 42 program melalui TJSL PLN Peduli yang tersebar di provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Beberapa program PLN Peduli tersebut bertumpu pada pengambangan pilar untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, seperti pilar pembangunan sosial, pendidikan, ekonomi, dan ekosistem lingkungan.

Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi PLN UIP Nusra, Dede Mairizal menyampaikan selain bertugas untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur kelistrikan yang andal, pihaknya juga akan terus menjalan kan program yang sesuai dengan SDG’s dan berpedoman pada ISO 26000 untuk hadir memberikan dampak sosial kepada masyarakat melalui program-program PLN Peduli.

“Tahun 2022 saja kami fokus pada program pengembangan UMKM, pengembangan desa wisata, penanganan isu-isu sosial, lingkungan hidup dan ekosistem serta pemberdayaan komunitas,” ujarnya.

Secara rinci, Dede menuturkan tahun lalu saja PLN Peduli menggelontorkan dana sebesar Rp3,8 miliar untuk 42 program di provinsi NTB dan NTT yang berjalan sangat baik, tentu saja dapat memberikan dampak positif bagi penerima manfaat. Di antaranya para pelaku UMKM yang mendapatkan binaan mulai dari proses produksi, pemasaran, peningkatan skill dan bantuan perlengkapan, yang tentunya dapat memberikan efek peningkatan nilai omzet yang signifikan.

“Kami berusaha menyusun roadmap (peta jalan) dari setiap program, memperhatikan proses dari pemanfaatan bantuan tersebut, dan yang pasti, bahwa kami melakukan penilaian dan perhitungan dampak terhadap efektivitas program itu menggunakan metode Social Return of Invesment (SROI),” sambung Dede.

Jika penggunaan metode SROI ini memiliki keunggulan yang sangat strategis dimana keterlibatan para pemangku kepentingan (stakeholders) dari suatu program akan dianalisis untuk mengeksplorasi berbagai dampak yang dirasakan setelah program tersebut berjalan.

Metode SROI juga berusaha untuk mereduksi ketimpangan dampak melalui goal pembangunan kesejahteraan dengan memasukkan biaya sosial, lingkungan serta biaya dan manfaat ekonomi yang timbul atas aktivitas dari program itu sendiri.

“Ke depan kami berusaha meningkatkan dan terus mendorong lahirnya pemerataan, kemanfaatan perkembangan ekonomi melalui program PLN peduli yang lebih baik, melalui pelatihan-pelatihan keterampilan, pendampingan, dan tentunya menciptakan green ekosistem dengan terobosan-terobosan pendekatan yang memperhatikan kepentingan sosial itu sendiri,” tutup Dede.

Salah satu kisah sukses penerima manfaat TJSL PLN Peduli adalah Kelompok Tani Muda Sejahtera yang merupakan kelompok pemuda korban terdampak PHK saat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Mengusung konsep pengembangan tanaman rempah organik, olah produk, hingga taman wisata rempah atau edufarm.

Ketua Kelompok Tani Muda Sejahtera, Shafwan, menceritakan berkat kerja sama dan bantuan yang diberikan oleh PLN Peduli, kini mereka memiliki lahan untuk pengembangan rempah mulai dari pembibitan, penyemaian, perawatan hingga proses produksi. Tak hanya itu saja, bahkan saat ini mampu berkembang menjadi eduwisata farming, dengan rata-rata omset perbulan berkisar Rp50-60 juta.

“Waktu itu banyak dari anggota kelompok kami yang mengalami PHK, kemudian melalui kolaborasi dan pembinaan, pendampingan, hingga teknik pemasaran dari PLN Peduli, saat ini ada pemasukan yang dapat kami manfaatkan untuk membiayai hidup anggota keluarga di rumah, dan terus berusaha mengembangkan potensi dari kelompok kami sendiri,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala SMKN 3 Mataram, Ruju Rahmad menambahkan bahwa melalui program kolaborasi antara pihak sekolah dengan dunia industri dalam hal ini PLN, sangat membantu peningkatan branding sekolah di tingkat provinsi dan nasional, peningkatan kompetensi guru dan siswa melalui karya inovasi untuk produk teaching factory yang berupa riset kendaraan listrik.

“Semangat ini harus digelorakan, dan diimplementasikan mulai dari siswa dan guru untuk mendukung program Net Zero Emission pemerintah dan dimulai dari dunia pendidikan. Terima kasih banyak kepada PLN Peduli atas dukungan dan kerja samanya. Semoga ke depan kita akan fokus dalam peningkatan SDM di bidang konversi energi,” tutup Ruju. (ABG)

Exit mobile version