Mataram (NTB Satu) – Pemerintah di daerah diingatkan menyambut bonus demografi Indonesia pada tahun 2030 nanti. Pada saat itu, jumlah penduduk akan didominasi oleh pekerja produktif. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan mendukung kebijakan penganggaran untuk pelatihan magang kerja di Jepang.
Pada tahun 2022 untuk pertama kalinya Provinsi NTB bisa mengirim puluhan pekerja magang ke Jepang setelah lolos seleksi. Sebanyak 66 orang putra terbaik NTB dinyatakan memenuhi standar untuk dikirim magang kerja ke negeri sakura itu setelah menjalani latihan gelombang I di Mataram.
Mereka yang lolos ini sebelumnya menjalani pelatihan sekaligus seleksi sejak 24 Oktober 2022 hingga 4 Januari 2023. Selama pelatihan di BLK NTB di Dasan Cermen, Mataram, para peserta magang Jepang ini digembleng dengan latihan kedisiplinan, fisik, bahasa Jepang, hingga budaya Jepang. Setelah lulus, peserta pemagangan Jepang selanjutnya akan diberikan pelatihan tahap II di Bekasi selama dua bulan, baru kemudian diberangkatkan ke Jepang.
Pelatihan I ditutup Selasa (3/1) lalu oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., MH dan jajaran, didampingi Anggota Komisi V DPRD NTB, Bukhori Muslim dan Ketua Ikatan Pengusaha Kenshusei Indonesia (IKAPEKSI) NTB, Sukri.
Anggota Komisi V DPRD NTB, Bukhori Muslim yang juga mantan alumni pemagangan Jepang menegaskan, pengiriman magang kerja di Jepang ini mestinya benar-benar menjadi prioritas pemerintah pusat, hingga daerah. Menurutnya, harusnya ada kebijakan penganggaran yang memadai untuk mempersiapkan SDM-SDM NTB untuk magang sekaligus belajar di Jepang.
“Indonesia akan mendapatkan bonus demografi tahun 2030, dimana penduduk dengan usia produktif kerja akan mendominasi. Ini kesempatan untuk mempersiapkan SDM-SDM unggul kita. Salah satunya dengan belajar, magang kerja ke Jepang,” katanya.
Kebijakan penganggaran untuk pelatihan pemagangan Jepang ini menjadi sorotannya karena masih minimnya perhatian pemerintah kepada penyiapan-penyiapan SDM untuk menyambut bonus demografi. Kesempatan bekerja di Jepang bisa dijadikan momentum untuk belajar alih teknologi dan diterapkan sekembalinya ke daerah.
Selain itu, magang kerja di Jepang juga bisa mendatangkan devisa cukup besar dari hasil magang yang diterima dan dikirim ke keluarganya di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., MH juga mengharapkan, NTB dapat mengirim sebanyak-banyaknya peserta pemagangan ke Jepang.
Tahun 2023 ini, rencananya akan dilakukan dua kali pelatihan pemagangan Jepang di BLK NTB. Satu angkatan masing-masing kuotanya 300 orang (total 600 orang). Sebelum-sebelumnya, pelatihan sangat minim dilakukan karena ketiadaan anggaran.
Untuk mendukung kegiatan pelatihan tahap I tahun 2022, berbagai cara dilakukan agar pelatihan pemagangan ke Jepang bisa dilaksanakan.
“Bahkan anggaran perjalanan dinas digunakan. Karena ini menyangkut kepentingan masyarakat banyak. Kebutuhan-kebutuhan selama pelatihan sebisa mungkin kami penuhi, supaya tidak berat beban adik-adik yang mau magang kerja ke Jepang. Kami bantu,” ujarnya. (ABG)