Lombok Utara

Pegiat Teater asal Lombok Utara, Galih Mulyadi Raih Juara Terbaik Sayembara Naskah Teater DKJ

Mataram (NTB Satu) – Pegiat Teater asal Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Galih Mulyadi berhasil menjadi Pemenang Terbaik Sayembara Naskah Teater yang dihelat oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Dalam perhelatan tersebut, Mulyadi mengirim naskah bertajuk Bilai.

“Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan menjadi juara pada sayembara yang dihelat oleh DKJ. Selain itu, saya pun tidak dapat menyaksikan pengumuman sayembara tersebut karena satu dan lain hal,” ujar Mulyadi, dihubungi NTB Satu, Jumat, 2 Desember 2022 malam.

Mulyadi tidak mengingat perihal darimanakah ia mengakses informasi mengenai Sayembara Naskah Teater yang diinisiasi oleh DKJ. Namun, sejak dahulu, Mulyadi memang selalu mengikuti kegiatan-kegiatan di luar NTB yang berkaitan dengan pertunjukan dan penulisan naskah teater. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat eksistensi dan memperluas cakupan relasi.

“Saya selalu ingin mengetahui perihal catatan penjurian dan materi-materi yang akan disampaikan setelah mengikuti sebuah ajang perlombaan. Dari catatan-catatan tersebut, ilmu akan bertambah,” ungkap Mulyadi.

Mulyadi mengaku sangat menikmati manakala menekuni proses menulis naskah drama. Sebab, ia mempercayai bahwa ketika seorang manusia mencintai dan menekuni sebuah proses yang disukainya, maka secara perlahan akan mendapatkan hasil, baik secara materil dan non-materil.

Proses Kreatif “Bilai”

Mulyadi menulis naskah bertajuk Bilai sejak satu tahun lalu, tepatnya pada Desember 2021 dan menghabiskan waktu pengerjaan selama satu bulan. Bahkan, Mulyadi pernah mementaskan naskah Bilai bersama sebuah sanggar teater SMA yang berdomisili di Lombok Utara.

“Sebenarnya, saya memang telah banyak menghasilkan naskah teater yang kerapkali dipentaskan oleh mahasiswa dan siswa, baik dalam perayaan pentas kelas atau pun festival teater. Nah, perbedaan naskah Bilai dengan beberapa naskah yang pernah saya hasilkan, terletak pada pola penciptaannya yang memang agak serius dan sedikit lebih berbobot,” ucap Mulyadi.

Lebih lanjut, Mulyadi menceritakan, proses kreatif naskah Bilai berasal dari keresahan personal dalam melihat serta memperhatikan realitas sosial yang berada di sekitar kampungnya, yaitu Desa Selelos, Dusun Kakong, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.

Di Lombok Utara, istilah “Bilai” memang tidak terlalu populer, dan hanya diketahui oleh orang-orang tua. “Bilai” sendiri memiliki arti seorang yang hidupnya teramat miskin, dan istilah tersebut hanya digunakan oleh golongan tertentu.

Apabila membicarakan naskah Bilai lebih lanjut, naskah tersebut menggambarkan sebuah fenomena kemiskinan yang terjadi akibat kurangnya akses pendidikan yang pernah terjadi di sekitaran Dusun Kakong. Naskah Bilai menggambarkan sebuah fenomena kemiskinan yang terjadi akibat invasi sosial politik yang dilakukan oleh masyarakat Pulau Bali ke Pulau Lombok bagian utara di masa lampau.

Kemudian, lantaran masyarakat Pulau Lombok bagian utara tidak memiliki dasar pendidikan yang mumpuni, mereka kemudian hanyut ke dalam budaya masyarakat luar.

Sementara itu, Sayembara Naskah Teater DKJ adalah ruang yang diinisiasi oleh sejumlah seniman untuk memberikan perhatian lebih terhadap naskah teater. Pada Sayembara Naskah Teater 2022, DKJ memanggil sejumlah seniman teater dan penulis naskah teater untuk bertindak sebagai juri, yaitu Arthur S. Nalan, Dede Pramayoza, Otty Widasari, Shinta Febriany, dan Zen Hae. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button