Daerah NTB

Harga Bahan Pertanian Naik, Nilai Tukar Petani di NTB Kembali Turun

Mataram (NTB Satu) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat (BPS NTB) Nomor 35/06/52/Th. XV, 2 Juni 2022, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi NTB turun 0,27 persen dibandingkan NTP Bulan April 2022 , yaitu dari 104,75 menjadi 104,46. Penurunan NTP pada Mei 2022 disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,11 persen sedangkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,16 persen.

NTP Bulan Mei tersebut merupakan penurunan berlanjut sejak bulan Februari (NTP: 107,21) dan Maret (NTP: 106,22). NTP merupakan sebuah indikator dalam mengukur kesejahteraan petani, sebab Nilai Tukar Petani merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Bila angka NTP lebih besar dari 100, maka kondisi petani sedang mengalami surplus. Sedangkan bila kurang dari 100 artinya petani mengalami defisit.

IKLAN

“Prinsipnya karena NTP masih di atas 100 artinya petani masih surplus, tapi surplusnya lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Penyebabnya, di antaranya karena kenaikan harga bahan-bahan pertanian yang harus dikonsumsi petani, sehingga pengeluaran bertambah,” ujar Statistisi Madya BPS NTB, Yassinta Ben Katarti, Sabtu, 4 Juni 2022.

Penurunan NTP bulan Mei 2022 dipengaruhi oleh turunnya NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan NTP sebesar 1,43 persen; Subsektor Peternakan mengalami penurunan NTP sebesar 0,12 persen; dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan NTP sebesar 0,03 persen.

Sedangkan NTP di dua subsektor pertanian lainnya mengalami kenaikan yaitu NTP Holtikultura yang mengalami kenaikan sebesar 5,55 persen dan NTP Subsektor Perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen.

Dari 34 provinsi, sebanyak Iima provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 29 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP, termasuk NTB. Peningkatan tertinggi terjadi di tiga provinsi yaitu Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,02 persen; Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,93 persen; dan Provinsi Jawa Timur sebesar 0,50 persen. Sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau sebesar 14,57 persen. (RZK)

IKLAN
IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button