
Mataram (NTBSatu) – Hujan badai secara tiba-tiba melanda sejumlah wilayah di NTB pada awal Februari 2025 sejak Sabtu tanggal 1 kemarin hingga Minggu siang.
Misalnya, di Kota Mataram seketika turun hujan disertai angin kencang hingga pepohonan bergoyang yang berpotensi mengancam keselamatan.
Selain itu, terjadi badai di wilayah perairan penyeberangan Gili Tramena, Kabupaten Lombok Utara menyebabkan mengganggu aktivitas penyeberangan.
Dalam sejumlah video beredar, angin kencang sampai menyapu sejumlah fasilitas cafe di Gili Air. Gumpalan awan hitam pun terpantau jelas di perairan tersebut.
“Cuaca tidak bersahabat, saudara,” ucap seseorang dalam video tersebut.
Begitupun di wilayah Kuta Mandalika. Badai dan gumpalan awan hitam melanda perairan hingga terlihat menimbulkan gelombang tinggi.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (Stamet ZAM), kondisi ini melanda hampir seluruh kabupaten di NTB.
Prakirawan Stamet ZAM, Juliani Intan Sari, menyebut saat ini wilayah NTB sudah memasuki musim penghujan. Beberapa hari sebelumnya, hujan mengguyur hampir merata di wilayah NTB dengan intensitas sedang hingga lebat. Akibatnya, menyebabkan luapan dan banjir di beberapa tempat.
BMKG Stamet ZAM memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang akan terjadi hingga 6 Februari 2025 mendatang.
“Perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan dinamika atmosfer yang signifikan terhadap potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia. Termasuk NTB,” kata Intan.
Penyebab cuaca ekstrem
Lebih lanjut, aktifnya Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuator di beberapa wilayah Indonesia, termasuk wilayah NTB. Adanya potensi Tropical Cyclone (TC) Genesis di selatan NTB yang membentuk daerah belokan, pertemuan, dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Kondisi inilah yang menyebabkan adanya potensi cuaca ekstrem seperti hujan badai di hampir seluruh wilayah NTB sejak pagi hingga malam hari.
Tidak hanya cuaca buruk, terdapat potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB pada 31 Januari hingga 6 Februari 2025. Kategori tinggi gelombangnya mencapai 1,25 – 2,5 meter di Selat Lombok bagian selatan. Begitu juga di Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia Selatan NTB.
“Sementara itu, pada tanggal 2-6 Februari 2025, terdapat peningkatan potensi tinggi gelombang 2,5 – 4,0 meter di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia Selatan NTB,” ucapnya.
BMKG pun mengimbau masyarakat memastikan kelancaran saluran air agar tidak terjadi luapan atau banjir.
“Kemudian tidak membuang sampah sembarangan. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh di sekitar rumah agar tidak roboh tertiup angin kencang,” tutupnya. (*)