
Mataram (NTBSatu) – Cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di NTB, termasuk Kabupaten Lombok Utara. Akibatnya, penyeberangan Bangsal dan tiga gili ditutup.
Dampak lain cuaca buruk ini adalah, ribuan wisatawan melakukan penjadwalan ulang kunjungan ke Gili Trawangan, Meno, dan Air (Tramena). Bahkan, ada sebagian yang membatalkan kunjungan.
“Ada sebagian yang tunda, ada yang tidak jadi atau cancel dan reschedule. Jadi dia menunggu sampai cuacanya membaik,” kata Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGA) DPD NTB, Lalu Kusnawan, Senin, 10 Februari 2025.
Kusnawan merincikan, wisatawan yang menjadwalkan ulang kunjungan sekitar 500-1.000 wisatawan. Jumlah tersebut berdasarkan angka kunjungan di tiga Gili di bulan Februari ini.
“Kalau bicara tingkat sekali datang sehari itu antara 500-1.000 di bulan februari ini. Ya sekitaran itu berarti yang reschedule,” ujarnya.
Kusnawan tak menampik, kondisi ini menyebabkan pelaku usaha industri perhotelan di tiga gili mengalami kerugian. Namun, hal seperti ini sudah dikondisikan sejak awal. Sebab, siklus seperti ini sudah jelas tiap tahunnya.
“Itu (kerugian, red) sudah menjadi risiko. Sudah kita tahu kondisi seperti ini,” tuturnya.
Dalam kondisi seperti ini, pihaknya menawarkan alternatif lain kepada wisatawan. Misalnya, meminta wisatawan mengganti jadwal kunjungannya dan sebagainya.
Penyebrangan Pelabuhan Bangsa Ditutup
Sebelumnya, cuaca ekstrem melanda sejumlah daerah di NTB, termasuk Kabupaten Lombok Utara, Senin, 10 Februari 2025. Akibatnya, penyebrangan Bangsal dan tiga gili ditutup.
Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta melalui Kasat Polair, AKP Sugi Jaya menyebut, penutupan penyebrangan laut ini setelah pihaknya berkoordinasi dengan Komandan Pos (Danpos) AL dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Republik Indonesia (KPLP) Kelas II Pemenang.
Tiga Gili itu adalah Trawangan, Air, dan Meno. “Untuk sementara kami masih menerapkan sistem buka tutup penyebrangan menuju tiga Gili, mengingat cuaca yang tidak menentu,” ucapnya.
Sugi Jaya mengimbau masyarakat yang beraktifitas di laut, agar tidak beroperasi sampai BMKG menyatakan kondisi cuaca aman.
Begitu juga untuk para pihak yang menyediakan jasa penyeberangan. Polisi mengingatkan agar mereka menyediakan alat penyelamat, seperti pelampung.
“Dan mematuhi peringatan yang petugas berikan,” tandasnya. (*)