Lombok Tengah

Diunggah Warganet, Sampah di Jalur Mandalika Langsung Diangkut

Mataram (NTB Satu) – Unggahan warganet di laman Facebook memperlihatkan sampah berserakan di pinggir jalan raya perbatasan antara Desa Ketara dan Desa Tanak Awu, Lombok Tengah, Minggu, 10 Juli 2022. Sampah yang jadi sorotan warganet itu langsung diangkut oleh dinas terkait.

Dari unggahan warganet, terlihat sampah didominasi kantung plastik dan karung dengan jumlah banyak tertimbun di sepanjang jalan alternatif menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB telah melakukan pembersihan dan memastikan timbunan sampah tersebut telah dibersihkan dengan baik.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran DLHK NTB, Firmansyah S. Hut., M.Si., mengatakan, telah melakukan penanganan terhadap timbunan sampah di area perbatasan ke-dua tersebut. DLHK NTB telah melakukan koordinasi yang intens dengan DLH Lombok Tengah untuk memastikan timbunan sampah di lokasi tersebut tertangani dengan baik.

“Timbunan sampah tersebut sudah dibawa menuju TPA Pengengat, Lombok Tengah,” ungkap Firmansyah, ditemui NTB Satu di ruang kerjanya, Senin, 11 Juli 2022.

Terkait dengan tindak lanjut penanganan sampah di lokasi tersebut, DLH Lombok Tengah sudah berkoordinasi dengan dua pemerintah Desa. Hasilnya, kedua desa bersepakat untuk menangani bersama timbunan sampah.

“Dari informasi yang diterima, timbunan sampah berasal dari orang luar ke-dua desa tersebut,” terang Firmansyah.

DLHK NTB mendorong agar dua desa tersebut melakukan pengawasan aktif mengenai timbunan sampah yang terjadi. Sebab, bila melihat bentuk dan volume sampah yang terbuang, kemungkinan besar diangkut menggunakan kendaraan roda empat. Oleh karena itu, pengawasan yang dilakukan harus lebih intensif agar hal serupa tidak terulang kembali.

“Kami mengimbau agar pemerintah desa bangun kerja sama dengan DLH setempat terkait dengan cakupan pelayanan penanganan sampah supaya masyarakat tidak kesusahan lagi dalam membuang sampah,” papar Firmansyah.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan disebabkan oleh jumlah sarana pengangkutan yang kurang. Pemerintah desa perlu berinisiatif agar alokasi dana desa dapat digunakan dalam menambah kekurangan fasilitas. Sebab, di beberapa desa lainnya, alokasi dana desa dimanfaatkan untuk menambal kekurangan fasilitas.

Pemerintah desa juga diharapkan dapat mendorong kampanye pilah sampah dari rumah. Pemilahan sampah dapat berdampak makin sedikitnya jumlah sampah tercampur yang bakal berakhir menjadi residu.

“Sampah organik sebenarnya dapat dikelola di tingkat sumber,” ujar Firmansyah

Ke depannya, DLHK NTB akan melakukan revitalisasi terhadap TPA Pengengat di Lombok Tengah. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya peningkatan jumlah sampah. Selain itu, DLHK NTB bakal memastikan pengembangan pengolahan sampah organik berkembang dengan baik.

Terlepas dari semua itu, membuat masyarakat terbiasa melakukan proses pemilahan sampah sejak dari rumah merupakan hal yang sangat penting.

“Kami akan usulkan agar kedua desa tersebut mendapat bantuan fasilitas. Baik yang berasal dari tingkat kota dan kabupaten, provinsi, bahkan kementerian,” sebut Firmansyah.

Sampah merupakan urusan dan tanggung jawab dari seluruh elemen masyarakat. Seluruh pihak harus bahu-membahu dalam penanganan sampah. Selain meningkatkan pengawasan terhadap pembuangan sampah sembarangan, memperluas cakupan pelayanan, serta pemunculan berbagai ide beserta inisiasi yang relevan.

“Hal tersebut dilakukan agar proses penanganan sampah dapat dimulai dari tingkat sumber,” pungkas Firmansyah. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button