Daerah NTB

Jamaah Umrah yang Tertunda Karena Pandemi Mulai Diberangkatkan

Mataram (NTB Satu) – Travel haji dan umrah mulai memberangkatkan secara bertahap para calon jamaah umrah yang pemberangkatannya tertunda karena pandemi Covid-19.

Kerajaan Arab Saudi, demikian juga pemerintah Republik Indonesia sudah memberikan kelonggaran-kelonggaran aturan kepada calon-calon jamaah umrah.

“Sudah tidak ada lagi karantina, tidak ada aturan ini dan itu terkait Covid-19. Baik di Indonesia, demikian juga di Arab Saudi sudah longgar. Sekarang keadaan sudah berpihak kepada kita. Alhamdullah, kita syukuri kebaikan ini,” kata pengurus Persatuan Travel Umrah dan Haji (PATUH) Provinsi NTB Marianto, Kamis 7 April 2022.

Kepala Cabang PT. Masy`aril Haram Tour & Travel (Mastour) Wilayah NTB ini ditemui di kantor Mastour di Jalan Airlangga Kota Mataram mengatakan, Mastour sendiri sudah mulai memberangkatkan calon jamaah sejak 23 Februari lalu setelah hampir dua tahun tidak memberangkatkan jamaah sama sekali.

Pemberangkatan jamaah terus dilakukan, bahkan di bulan Ramadan ini terjadwal pemberangkatkan dari NTB tanggal 11 Ramadan. Untuk sementara yang berangkat sebanyak satu rombongan atau sekitar 40-an jamaah.

“Kalau yang mau berangkat bulan Ramadan ini, masih bisa. Kita open untuk tanggal 15 dan 16 Ramadan. Bisa juga kalau yang mau lebaran di Tanah Suci,” katanya.

Ia menambahkan, setelah hampir dua tahun semua negara saling mengunci diri dari warga negara asing, tentu menjadi sebuah kerinduan besar bagi jamaah muslim yang ingin menunaikan ibadah umrah. Apalagi dua tahun juga pemberangkatan haji dari Indonesia ditunda. Calon jamaah Mastour sendiri sekitar 1.000 orang yang tertunda diberangkatkan.

Marianto mengatakan, dengan dua tahun Kota Mekah dan Madinah dibuka dengan aturan dan syarat yang sangat ketat, keinginan jamaah untuk berumrah membuncah. Setelah Arab Saudi membuka diri dan memberi kelonggaran secara bertahap, calon jamaah berbondong-bondong ingin berumrah.

“Sekitar Desember lalu ,saat Arab Saudi dibuka bertahap, banyak calon jamaah yang rela mengeluarkan biaya extra. Untuk biaya karantina, untuk PCR dan lain – lainnya. Jamaah ndak mikir. Karena sudah rindu Baitullah,” imbuhnya.

Saat ini aturan yang sudah berlaku tidak lagi ada pengetatan bagi calon jamaah. animo untuk berumrah cukup tinggi. Biayanya diberlakukan seperti sebelum Covid-19, sekitar Rp29 juta untuk perjalanan 12 hari.

Terbuka juga bagi calon jamaah yang ingin melaksanakan ibadah puasa dan lebaran di Mekah. Namun karena tingginya animo masyarakat muslim dunia yang ingin berumrah saat Ramadan, seluruh harga kebutuhan di Arab Saudi menjadi naik.

“Kalau mau lebaran di sana, bisa dengan biaya Rp43 juta. Karena biaya-biaya di Arab Saudi yang naik,” imbuhnya.
Lantas bagaimana dengan ibadah haji ?

Mastour sebagai salah satu biro perjalanan haji dan umrah nasional, memfasilitasi para calon jamaah yang ingin berhaji. Baik haji plus, maupun haji furoda. Untuk haji plus, kisaran biayanya sebesar U$D12.000 (setara Rp180 juta dengan nilai tukar Rp15.000/dolar).

Namun calon jamaah harus menunggu sekitar 7 tahun hingga 10 tahun karena tingginya antrean. Untuk haji furoda, calon jamaah bisa diberangkatkan langsung setelah mendaftar. Biayanya sebesar U$D18.000 atau setara Rp270 juta. (ABG)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button