Lombok Timur (NTB Satu) – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mengumumkan secara resmi penutupan destinasi wisata alam non pendakian, terhitung dari 29 November 2021 sampai 31 Maret 2022.
Dalam rilisnya, penutupan tersebut dilakukan atas dasar memperhatikan informasi prakiraan cuaca dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun klimatologi kelas I Mataram.
Berdasarakan informasi itu, dijelaskan bahwa sedang terjadi cuaca ekstrim yang berpotensi angin kencang, hujan lebat, dan banjir di Pulau Lombok. Selain itu penutupan dengan pertimbangan dalam rangka pemulihan ekosistem di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Berikut sejumlah destinasi wisata alam non pendakian di TNGR dari 29 November 2021 hingga 31 Maret 2022 :
- Air Terjun Jeruk Manis, Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur
- Air Terjun Mayung Polak, Desa Timbanuh, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur
- Air Terjun Mangku Sakti via Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur dan Desa Sambik Elen, Kec. Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
Sementara, keterangan Kepala BTNGR, Dedy Asriady, S.Si., M.P., menyampaikan bahwa 4 jalur pendakian Gunung Rinjani saat ini tidak ditutup atau tetap dibuka.
“Iya, yang jalur lain belum ditutup,” jelasnya dikonfirmasi ntbsatu.com, Jum’at, 3 Desember 2021.
Selain itu, Dedy menghimbau kepada para pendaki dan pengunjung Taman Nasional Gunung Rinjani agar tetap menjaga kebersihan dan selalu berhati-hati ketika berwisata.
“Tetaplah menjadi pengunjung yang menghormati Rinjani, dengan cara menjaga kebersihan dan selalu hati-hati dalam berwisata,” katanya.
Menurutnya, dengan musim hujan yang berlangsung saat ini, mengakibatkan jumlah pendaki Gunung Rinjani semakin berkurang, “Betul, jumlah pendaki berkurang kalau curah hujan tinggi seperti ini,” tutup Kepala BTNGR. (DAA)