Daerah NTB

Jangan Salah, Simak Penjelasan BMKG Mataram Beda Prediksi dan Potensi Bencana

Mataram (NTB Satu) – Banyak yang salah kaprah dengan prediksi dan potensi bencana alam. Pemahaman yang tidak utuh atau terbalik, bisa berdampak mada misinformasi bahkan disinformasi terkait kebencanaan yang memicu kepanikan berlebihan bahkan produksi informasi hoax.

Apalagi, peristiwa bencana langsung dapat mempengaruhi psikologi penerima informasi. Prediksi tidak bisa dilakukan untuk bencana, kecuali sebatas melalui proses melakukan analisis potensi.

IKLAN

Atas alasan itu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadi memberi perspektif agar ada kesamaan pemahaman.

“Bedanya kalau prediksi. Itu mengacu ke waktu kapan pasti terjadinya sebuah peristiwa. Sedangkan potensi adalah perhitungan matematis untuk pendekatan suatu kejadian di suatu tempat,” kata Ardhianto Septiadi kepada ntbsatu.com, Sabtu (18/9).

Jadi, sambungnya, potensi dihitung untuk membuat perencanaan kesiapsiagaan bencana. Sehingga pembangunan wilayah dapat lebih optimal, adaptif dengan potensi bencana yang ada. Termasuk mempersiapkan cara mitigasinya.

“Seperti jalur evakuasi, rambu, sistem peringatan dini. Sehingga ketika terjadi bencana, semua sudah siap,” tegas Ardhi.

IKLAN

Sesuai kewenangannya, memperhitungkan potensi bencana yang bisa saja terjadi, sehingga pembangunan di di NTB sudah memasukkan antisipasi kebencanaannya.

Itulah yang dilakukan para ahli dengan penelitian panjang terkait potensi maksimal gempa bumi yang bakal terjadi di suatu daerah.

“Bukan untuk menjadi ketakutan, namun sebagai dasar perencanaan pembangunan dan mitigasi bencananya,” jelasnya.

Sebagaimana sistem mitigasi yang sudah digagas dan dibangun bersama stakeholder di Pemda.

Dari BMKG, sebut Ardhi, seperti program mitigasi yang dilakukan sekolah lapang gempa bumi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dari masyarakat. Pesertanya terdiri dari stakeholder kebencanaam, BPBD, Basarnas, TNI , Polri, media, akademisi.

“Untuk tahun ini dilaksanakan di Mandalika untuk mendukung destinasi super prioritas,” ungkap Ardhi.

BMKG juga ada kegiatan BMKG Go To School. Wujudnya, sosialisasi ke sekolah untuk kesiapsiagaan sekolah dan BMKG mendukung BPBD dalam membuat rencana kontijensi bencana gempabumi dan tsunami.

“BMKG juga memperkuat diseminasi dengan memasang display informasi gempa bumi dan peringatan dini di setiap BPBD,” ujarnya. (red)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button