Kota Mataram

Profesor hingga Kuli Bangunan Jadi Pengurus Koperasi Merah Putih di Kota Mataram

Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram menaruh harapan besar pada Koperasi Merah Putih, sebagai motor penggerak ekonomi rakyat di level kelurahan.

Hadirnya koperasi ini diyakini bukan hanya formalitas, tapi mampu menciptakan sirkulasi uang yang nyata dan langsung berdampak ke kantong masyarakat.

Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Kota Mataram, H. Muhammad Ramadhani menegaskan, Koperasi Merah Putih terbuka untuk siapa saja. Syaratnya cuma satu, yakni punya KTP Kota Mataram. Tak peduli profesi, pengusaha, profesor, hingga kuli bangunan, semua bisa menjadi anggota.

“Lihat saja pengurusnya. Ada profesor dari Jempong, ada pengusaha, Mantan Pejabat Pemprov, hingga kuli bangunan. Semua duduk setara, bahu membahu,” ujar Ramadhani, Kamis, 12 Juni 2025.

IKLAN

Struktur pengurus pun tersebar di setiap kelurahan dengan formasi lengkap, yakni tiga dewan pengawas, ketua, dua wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Kombinasi ini mencerminkan inklusivitas dan semangat gotong royong yang jadi roh koperasi.

Namun, tantangan tak sedikit. Ramadhani mengungkapkan, dalam Musyawarah Kelurahan (Muskel), masih ada kecenderungan instan. Pengurus asal tunjuk, bahkan seringkali kepala lingkungan langsung didorong menjadi pengurus hanya karena keterbatasan waktu.

“Padahal manajemen koperasi itu harus kuat. Tidak bisa asal tunjuk. Butuh orang yang punya visi, komitmen, dan paham soal pengelolaan,” tegasnya.

IKLAN

Koperasi Merah Putih bukan sekadar tempat jual beli. Lebih dari itu, koperasi ini digagas sebagai ekosistem ekonomi mikro yang bisa menumbuhkan pendapatan warga. Uang yang berputar lewat koperasi, kata Ramadhani, bisa melahirkan keuntungan yang kembali ke masyarakat.

“Kalau masyarakat sendiri yang produksi barangnya, mereka untung dua kali, yaitu dari penjualan langsung, dan dari sisa hasil usaha koperasi,” jelasnya.

Satu Sarjana Satu Koperasi

Lebih lanjut, Ramadhani mengungkapkan, Pemkot Mataram menyiapkan program satu sarjana satu koperasi di tiap kelurahan.

IKLAN

Targetnya, 50 sarjana akan untuk mendampingi Koperasi Merah Putih di Kota Mataram agar tak sekadar jalan di atas kertas, tapi berkembang secara manajerial, produktif, dan orientasi pasar.

“Pendampingan ini penting, supaya koperasi bisa mandiri, kuat, dan benar-benar menjadi alat rakyat membangun ekonomi dari bawah,” tegas Ramadhani.

Lewat dukungan teknis, pengawasan melekat, dan semangat kolektif inilah, Pemkot optimis Koperasi Merah Putih bakal jadi instrumen strategis membangun ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

“Intinya, uang berputar di lingkungan sendiri. Ada produksi, transaksi, keuntungan, dan semuanya dirasakan langsung oleh warga. Di situlah kekuatan koperasi,” pungkas Ramadhani. (*)

Berita Terkait

Back to top button