Kabupaten Bima

Bandara Bima Ditutup Sementara Akibat Banjir

Mataram (NTB Satu) – Banjir rob yang menggenangi sebagian landasan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin (SMS) Bima, berdampak terganggunya aktivitas penerbangan. Beredar notifikasi dari AirNav Indonesia, bandara yang baru dilakukan renovasi itu ditutup sementara.

Berdasarkan dokumen surat dari Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Unit Wilayah Denpasar, menerbitkan notice to airmen (Notam) terkait penutupan bandara kelas II tersebut.

IKLAN

“Nomor Notam : C0644/22 NOTAMN, Lokasi : WADB (Bima/M Salahudin), Perihal : Aerodrome Closed, Ringkasan Isi Notam : Bandara Ditutup Dikarenakan Genangan Air” demikian tertulis dalam Notam AirNav Indonesia.

Penutupan awalnya mulai Pukul 12.00 Wita hingga Pukul 14.00 Wita. Genangan air akibat banjir Rob yang tak kunjung surut, kebijakan penutupan diperpanjang hingga Pukul 17.00 Wita.

Keputusan penutupan itu karena ada kekhawatiran berakibat fatal pada penerbangan akibat pesawat tergelincir dampak lantasan basah.

Kondisi Bandara SMS Bima saat dilanda banjir Rob. Foto : Istimewa

Dihubungi NTB Satu, Plt. Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Airlangga membenarkan penerbitan Notam tersebut, berlaku hingga Pukul 17.00 Wita. Dua jadwal penerbangan dari BIZAM Lombok terpaksa ditunda.

IKLAN

“Sore ini notam-nya dicabut,” jawabnya. Meski sudah dicabut, namun tidak ada pelayanan penerbangan berikutnya sejak sore hingga malam. Penumpang yang tertunda kedatangannya dialihkan untuk penerbangan esok hari atau Kamis 16 Juni 2022.

“Besok pagi penerbangan mulai dibuka. Jadi penerbangan yang tertunda hari ini, dialihkan untuk besok, dua flight,” jawabnya. Mengenai berapa jumlah penumpang, tak disebutkan Airlangga, karena manifest ada di maskapai penerbangan.

Sementara perkembangan kondisi landasan pacu hingga apron bandara, genangan air bersumber dari banjir Rob semakin surut. Diperkirakan besok intensitas air semakin berkurang dan diharapkan sesuai prediksi, sehingga bandara normal kembali.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan BMKG setempat untuk update informasi cuaca, khususnya dampak Rob. Sesuai perkiraan, dampak Rob mulai berkurang mulai Tanggal 16 Juni.

Apa langkah yang akan dilakukan manajemen Bandara agar kejadian tak terulang?

Menurut pengganti Kadek Sastrawan ini, sudah dipikirkan pihaknya bersama manajemen Angkasa Pura. Namun karena faktor alam, dibutuhkan kajian khusus sehingga penanganannya lebih tepat. “Itu masih dalam kajian. Intinya ini kan akibat faktor alam. Di luar perkiraan,” pungkasnya. (HAK)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button