ADVERTORIALPemerintahan

Nobar Film Gampang Cuan, Kemenkeu Ajak Mahasiswa dan Komunitas di NTB Investasi SBN Ritel

Mataram (NTBSatu) – Kementerian Keuangan menggelar acara nonton bareng (nobar) film Gampang Cuan bersama dengan mahasiswa dan komunitas di Nusa Tenggara Barat, bertempat di Cinema Lombok Epicentrum Mall XXI, Kamis, 1 Januari 2024.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Deni Ridwan mengatakan, acara ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang peluang dan manfaat berinvestasi dalam SBN Ritel.

“Kami mengajak masyarakat NTB untuk berinvestasi melalui Surat Berharga Negara Ritel (SBN Ritel), di mana ini merupakan instrumen yang diterbitkan pemerintah untuk pembiayaan APBN,” ujar Deni pada awak media usai acara.

Direktur SUN DJPPR, Deni Ridwan. Foto: Sita Saraswati

Deni menjelaskan, salah satu produk SBN Ritel yang saat ini tengah ditawarkan pemerintah adalah ORI025T3 dan ORI025T6. Masa penawarannya berlangsung pada 29 Januari 2024 – 22 Februari 2024.

Masyarakat yang tertarik berinvestasi harus mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP). Sebab, SBN Ritel hanya diperuntukkan untuk warga negara Indonesia. Dan mereka harus memiliki rekening di bank, agar nantinya pemerintah bisa membayarkan bunga imbal hasil melalui rekening tersebut.

IKLAN
Berita Terkini:

SBN Ritel juga didesain untuk dapat diakses masyarakat luas, yang pembeliannya melalui saluran online, berupa layanan e-SBN, pada 27 mitra distribusi yang terdiri dari bank, perusahaan sekuritas dan fintech.

“Selama punya jaringan internet, masyarakat bisa berinvestasi,” imbuhnya.

Dari sisi minimal investasi, SBN Ritel kini lebih terjangkau. Masyarakat dapat mulai berinvestasi dengan minimum transaksi sebesar Rp1 juta. Selain itu, Pemerintah memberikan intensif pajak yang lebih rendah, dengan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.

“Imbal hasil ORI025T3 dan ORI025T6 jauh lebih menarik dari deposito perbankan yang saat ini rata-rata 5,22 persen. SBN juga hanya kena pajak 10 persen, lebih rendah dari bunga deposito yang 20 persen,” jelasnya.

Kendati demikian, Deni tetap menghimbau masyarakat memiliki deposito dan tabungan untuk mengelola kebutuhan sehari-hari. Namun untuk berinvestasi, SBN Ritel bisa menjadi alternatif yang tepat untuk diversifikasi produk investasi.

“SBN dijamin negara dan risiko gagal bayarnya sangat kecil. Ini sebagai salah satu upaya pemerintah menyelamatkan masyarakat di tengah gempuran investasi bodong yang mengiming-imingi masyarakat dengan imbal hasil tinggi, tetapi boncos”, ungkapnya.

Komitmen pemerintah untuk menawarkan investasi melalui SBN Ritel juga berkontribusi dan memiliki andil yang besar dalam mencapai kemakmuran bersama.

“Keistimewaannya lagi, melalui investasi surat utang negara, masyarakat turut membantu pemerintah dalam upaya pembangunan negara baik lingkup nasional maupun daerah,” ujarnya.

Deni juga menyinggung soal upaya pemerintah melakukan peralihan gaya hidup masyarakat Indonesia yang semula Saving Society menuju Investing Society.

“Kalau dulu tahun 80an itu ada gerakan masyarakat menabung nasional (Tabanas), sekarang ini masyarakat diberikan edukasi agar mampu berinvestasi dengan harapan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik,” pungkasnya. (STA/*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button