INTERNASIONAL

Putra Mahkota Arab Saudi Bekukan Rencana Normalisasi Hubungan Dengan Israel

Mataram (NTBSatu) – Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed Bin Salman, dikabarkan telah membekukan rencana untuk menormalisasi hubungan antara Arab Saudi dengan Israel. Hal itu menunjukkan dukungan penuh Arab Saudi untuk Palestina.

“Akan ada penundaan perundingan yang didukung oleh Amerika Serikat mengenai normalisasi hubungan dengan Israel, yang merupakan langkah besar bagi Kerajaan Arab Saudi untuk mengamankan apa yang dianggapnya sebagai hasil nyata yang diinginkan dari perjanjian pertahanan dengan Israel dan Amerika Serikat sebagai imbalannya,” dilansir dari Al Jazeera, Minggu, 15 Oktober 2023.

Dalam laporan tersebut, mengatakan bahwa perundingan tidak dapat dilanjutkan sekarang, isu konsesi Israel kepada Palestina harus menjadi kebutuhan yang lebih besar ketika perundingan dilanjutkan.

Ditambahkan bahwa, Amerika telah meminta Arab Saudi untuk mengutuk serangan Hamas, namun Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menolak melakukan hal tersebut.

Berita Terkini:

Di samping itu, Perang Israel-Hamas juga mendorong Kerajaan Arab Saudi untuk berkomunikasi dengan Iran, ketika Putra Mahkota Mohammed bin Salman menerima panggilan telepon pertama dari Presiden Iran Ebrahim Raisi di saat Riyadh berusaha mencegah peningkatan dan perluasan kekerasan di wilayah tersebut.

Sebelumnya, MBS juga telah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin, 9 Oktober 2023.

Selama panggilan telepon tersebut, MBS menyatakan dukungan penuh Arab Saudi untuk rakyat Palestina terkait pecahnya perang antara Israel-Hamas.

“Arab Saudi mendukung rakyat Palestina dalam memperjuangkan hak-hak mereka yang sah, berjuang untuk kehidupan yang bermartabat, mewujudkan harapan dan aspirasi mereka, dan mencapai perdamaian yang adil dan abadi,” ujar MBS dikutip dari Al Jazeera.

MBS juga turut menyatakan keprihatinan mendalam atas memburuknya kondisi di Jalur Gaza akibat bombardir tentara Israel, yang menimbulkan ancaman signifikan baik bagi warga sipil maupun keamanan dan stabilitas kawasan secara keseluruhan. (ADH)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button