Mataram (NTBSatu) – Publik kembali diguncang kabar kematian janggal aparat negara. Setelah kasus Brigadir Muhammad Nurhadi, kini kematian Lettu Kes Ida Bagus Dody, anggota TNI AU asal Nusa Tenggara Barat (NTB), memicu tanda tanya besar.
Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Propam Polda NTB, ditemukan tak bernyawa di dasar kolam sebuah villa di Gili Trawangan, Rabu, 16 April 2025.
Rekannya menemukan Nurhadi tak bergerak di dalam air sekitar pukul 17.00 Wita, setelah korban mulai berenang. Mereka langsung mengevakuasi korban dan memanggil bantuan medis.
Tenaga medis dari klinik terdekat datang setelah pihak penginapan melakukan panggilan darurat. Setelah melakukan upaya penyelamatan dan pemeriksaan EKG, dokter menyatakan Nurhadi meninggal dunia pukul 22.14 Wita.
Namun, keluarga menemukan sejumlah kejanggalan saat memandikan jenazah. Mereka melihat tubuh korban penuh lebam dan mengeluarkan darah. Fakta ini menimbulkan kecurigaan kuat bahwa kematian Nurhadi bukan murni kecelakaan.
Polda NTB melalui Dit Reskrimum telah melakukan olah TKP pada Selasa, 6 Mei 2025. Namun, publik menilai proses tersebut tertutup dan tidak transparan.
Pengacara Publik dari Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Ummat, Yan Mangandar Putra, menyayangkan tidak adanya peliputan media serta minimnya informasi resmi dari pihak kepolisian.
“Publik berhak tahu siapa saja yang terlibat dalam olah TKP. Apakah dua atasan korban, Kompol YPU dan Ipda HC, turut hadir? Bukti apa saja yang telah terkumpul?” tegas Yan, Kamis, 8 Mei 2025.
Ia meminta Polda NTB dan Mabes Polri memberikan penjelasan terbuka demi menghindari disinformasi dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Kematian Janggal Anggota TNI AU Ikut Terungkap
Di tengah polemik kematian Brigadir Nurhadi, kasus serupa menyeruak. Hasil autopsi Lettu Kes Ida Bagus Dody, anggota TNI AU asal NTB yang bertugas di Medan, Sumatra Utara, menunjukkan tanda-tanda kekerasan sebelum meninggal dunia.
RSUD NTB merilis hasil autopsi pada 14 April 2025. Laporan awalnya, korban melakukan gantung diri. Tapi setelah jenazah tiba di Mataram, pihak keluarga melihat kejanggalan. Otopsi membuktikan ada tanda kekerasan sebelum almarhum meninggal.
Kini, proses penyelidikan tengah berlangsung di bawah koordinasi Lanud Bizam dan Lanud Medan.
Pihak keluarga berharap Lanud Medan mengusut kasus ini secara tuntas. Mereka juga meminta pimpinan tertinggi TNI AU memberikan perhatian khusus terhadap kasus kematian Lettu Ida Bagus Dody. (*)