Mataram (NTBSatu) – Sebanyak delapan benda bersejarah koleksi Museum Negeri NTB, diberangkatkan ke Jeddah, Arab Saudi untuk mengikuti pameran internasional Islamic Arts Biennale (IAB) 2025. Museum NTB mengirim benda-benda tersebut pada Kamis, 2 Januari 2025.
Adapun delapan benda koleksi yang Museum Negeri NTB tampilkan adalah Cipo Cila, Tajul Muluk, Keris Togogan, Keris Gerantim. Kemudian, Kere Alang, Tembe Songke, dan Pekinangan yang merupakan karya seni peradaban Islam.
Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam menyampaikan, NTB terpilih sebagai salah satu peserta mewakili Indonesia yang memenuhi kriteria dalam pameran bergengsi ini.
“Kita salah satu institusi yang mewakili Indonesia yang memenuhi syarat,” ujar Nuralam, Kamis, 2 Januari 2025.
Sebelumnya, Museum Negeri NTB mengajukan 20 benda etnografi. Namun, hanya delapan berhasil lolos kurasi untuk dipamerkan.
Koleksi tersebut berasal dari berbagai daerah di NTB, merepresentasikan kekayaan budaya dan sejarah Islam di wilayah tersebut.
Saat ini, barang-barang pameran tersebut sedang dalam proses pengiriman ke Jeddah. Nuralam menjelaskan, koleksi itu akan dipajang selama empat bulan di Bandara Internasional King Abdul Aziz, lokasi utama pameran tersebut.
“Nantinya, para jemaah haji maupun umrah yang datang bisa menyaksikan foto ini,” ucapnya.
Ia menambahkan, setelah pameran selesai, pihak Museum Negeri NTB akan membawa pulang seluruh benda koleksi tersebut.
Partisipasi NTB pada ajang internasional ini menjadi momentum strategis dalam memperkenalkan potensi budaya daerah kepada dunia. Ia menyakini, kehadiran Museum NTB di pameran ini dapat menarik perhatian internasional terhadap ragam tradisi dan kekayaan seni Islam dari NTB.
“Ini menjadi kesempatan besar bagi kita untuk menunjukkan budaya NTB kepada dunia internasional,” pungkas Nuralam.
Sebagai informasi, pameran ini akan berlangsung di Terminal Haji Barat Bandara Internasional King Abdulaziz, Arab Saudi, mulai 25 Januari sampai 25 Mei 2025.
Selain NTB, dua institusi lainnya akan mewakili Indonesia pada acara bertemakan “The Art of Number” ini. Di antaranya, Museum Sonobudoyo (Yogyakarta), dan Perpustakaan Nasional (Jakarta).