Mataram (NTBSatu) – Sebanyak delapan koleksi unggulan Museum Negeri NTB, telah selesai dipasang dalam Pameran Intenasional Islamic Arts Biennale 2025.
Masyarakat internasional dapat menikmatinya mulai tanggal 25 Januari hingga 25 Mei 2025, di Terminal Haji Barat Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.
Sebelumnya, para kurir membawa koleksi-koleksi ini dengan hati-hati dari Museum NTB, pada Kamis, 2 Januari 2025. Kemudian, tiba di Jeddah pada 8 Januari 2025.
Adapun koleksi yang Museum NTB pamerkan mencakup artefak-artefak pilihan, yang merepresentasikan keunikan tradisi Islam di wilayah NTB. Di antaranya adalah keris, cipo’ cila (jilbab khas perempuan Sumbawa), kitab Tajul Muluk. Serta, pekinangan (peralatan makan sirih) yang mencerminkan akulturasi budaya lokal dengan nilai-nilai Islam.
Pameran Islamic Arts Biennale 2025
Sebagai informasi, pameran Islamic Arts Biennale ini terdiri dari 7 komponen unik. Yaitu Al-Bidaya, Al-Madar, Al-Muqtani, Al-Mathala, Makkah al-Mukarramah, Al-Madinah, Al-Munawwarah, dan Al-Musalla.
Koleksi Museum NTB tampil di posisi ke empat, yaitu Al-Mathala bersma dengan Turki. Al-Mathala (Kanopi) merupakan ruang terbuka, yang menyajikan serangkaian karya baru yang menanggapi tema taman dalam peradaban Islam.
Karya seni di bagian ini menyangkut dunia alam dan menanggapi budaya taman sambil membahas realitas sosial dan lingkungan kontemporer. Hal tersebut memungkinkan pengunjung untuk merefleksi, pembelajaran, meditasi, dan pertemuan sosial.
“Penempatan koleksi ini telah selesai dilakukan oleh tim ahli. Sehingga, siap dinikmati oleh para pengunjung dari berbagai belahan dunia,” ujar Kurir Museum NTB, Bunyamin yang ikut mengawal koleksi Museum NTB, Kamis, 16 Januari 2025.
Ia mengatakan, delapan koleksi Museum NTB tersebut sudah dipanjang di satu buah vitrin untuk lima benda. Terdiri dari keris togogan, keris grantim, kitab tajul muluk, dan dua buah pekinangan. Sementara di atas dak, terdapat satu buah manekin untuk cipo’ cila dan dua buah slinder untuk kre alang dan tembe songke.
“Jadi proses display sudah selesai, tinggal lighting saja,” tuturnya.
Islamic Arts Biennale yang berlangsung di Jeddah, merupakan salah satu ajang seni dan budaya terbesar yang menampilkan karya seni Islam dari berbagai belahan dunia.
Dengan judul “And All That is in Between“, pameran ini akan mengeksplorasi bagaimana iman dialami, diekspresikan, dan dirayakan melalui perasaan, pemikiran, dan karya.
Perkuat Posisi Indonesia di Dunia Internasional
Partisipasi Museum NTB dalam Islamic Arts Biennale, menjadi kebanggaan besar masyarakat NTB dan Indonesia. Sebab, dapat memperluas pemahaman pengunjung internasional tentang seni Islam dan budaya di Indonesia.
Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam mengatakan, ini adalah langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Terlebih, sebagai negara dengan warisan budaya Islam yang kaya dan beragam.
“Keikutsertaan kami dalam Islamic Arts Biennale merupakan momen yang sangat penting, untuk memperkenalkan kekayaan budaya Islam dari NTB kepada dunia,” ujarnya.
Kehadiran Museum NTB di ajang ini, juga menegaskan posisi Indonesia sebagai negara dengan kekayaan budaya Islam yang luar biasa.
“Dengan menampilkan delapan koleksi ini, kami berharap dapat memberikan wawasan kepada masyarakat internasional tentang sejarah dan tradisi Islam di NTB,” harapnya. (*)