Mataram (NTBSatu) – Belakangan ini sedang ramai beredar nomor WhatsApp palsu yang mengatasnamakan para pejabat, artis, hingga pengusaha dengan tujuan untuk melakukan penipuan.
Baru-baru ini, ada upaya penipuan yang mencatut nama istri Penjabat Gubernur NTB, Hj. Lale Prayatni, dengan menggunakan Akun palsu bertuliskan Lale Prayatni L.G Ariadi.
“Jika Anda menerima pesan yang mencurigakan dari nomor WhatsApp palsu tersebut, segera lakukan cek dan recek terlebih dahulu, bijak merespon dan jika sudah meresahkan serta mengarah pada penipuan agar dilaporkan kepada pihak berwenang,” jelas Lale Prayatni di Pendopo Gubernur NTB, Selasa, 4 Juni 2024.
Lale yang menjabat sebagai Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Nusa Tenggara Barat (TP PKK NTB), mengimbau agar masyarakat jangan pernah memberikan informasi pribadi atau melakukan transaksi keuangan apapun, karena itu jelas-jelas akun WA palsu.
Merespons hal tersebut, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB, Dr. Najamuddin Amy mengatakan, setiap orang harus berhati-hati karena platform komunikasi digital seperti WA juga rentan dipalsukan.
Berita Terkini:
- Mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima Gelar Kegiatan Kepramukaan di Taman Kalaki
- Resmi Jadi Universitas, UNBIM Siapkan 100 Beasiswa – Gratis SPP Selama Setahun
- Fahri Hamzah Bertemu Menteri Trenggono, Bahas Penataan Tempat Tinggal Nelayan
- Ternyata Segini Gaji Paus Leo XIV yang Baru Terpilih Gantikan Paus Fransiskus
- iPhone Makin Canggih! iOS 19 Hadir Bulan Depan dengan 3 Fitur Baru
“Kami sudah cek, akunnya palsu, terlihat jelas dari nama dan nomor handphone dari akun WA tersebut. Cukup beli nomor baru, buat nama mirip atau bahkan sama dengan akun asli dan diaktifkan akun WAnya maka seolah menjadi akun asli yang dimiliki seseorang,” jelas Doktor Najam, sapaan akrabnya.
Tips sederhananya, masyarakat bisa melakukan penelusuran chat, apabila mengarah pada permintaan data pribadi dan mengarah pada penipuan berupa bantuan hibah, donasi, pinjol dan investasi bodong, harus dicurigai sebagai akun bodong atau palsu.
“Harus bijak dan sehat juga dalam komunikasi via WA ini. Pilar digital seperti cakap digital, etika digital, keamanan digital dan budaya digital terus kami literasikan agar tercipta masyarakat digital yang lebih baik,” tandasnya. (STA)