Disnakkeswan Lombok Timur Genjot Lagi Vaksinasi PMK, Ada Muncul Kasus Baru?
Lombok Timur (NTBSatu) – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan ) Kabupaten Lombok Timur kembali menggencarkan vaksinasi tahap empat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Vaksinasi itu diberikan kepada sapi ternak yang tersebar di 21 kecamatan di Lombok Timur. Hal itu guna mencegah berulangnya PMK di Lombok Timur.
Kepala Disnakkeswan Lombok Timur, Masyhur, mengatakan saat ini Lombok Timur sudah terbebas dari PMK, tetapi vaksinasi tahap lanjut terus dilakukan untuk mengoptimalkan daya tahan ternak terhadap penyakit.
“Saat ini kita sudah terbebas dari PMK. Meskipun bebas, kita terus menggalakkan vaksinasi,” kata Masyhur, Selasa, 26 Maret 2024.
Ia menyebut, beberapa bulan lalu sejumlah ternak dilaporkan terindikasi mengidap PMK di wilayah Labuhan Haji. Setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya pun negatif PMK.
Berita Terkini:
- Cristiano Ronaldo Cetak Gol Salto di Usia 40 Tahun, Al Nassr Kukuh di Puncak Klasemen
- Gunung Sangeangapi Naik Level Waspada, Warga Mulai Mengungsi Mandiri
- Pemprov NTB Perkuat Langkah Mitigasi Struktural dan Non-struktural untuk Risiko Bencana
- Jurus Pemkab Sumbawa Perkuat Ekonomi Daerah Lewat Perikanan dan Kelautan
“Sapi ternak yang sakit itu ternyata dikarenakan faktor cuaca saat ini yang tidak menentu,” ungkap Masyhur.
Melalui kasus tersebut, pihaknya pun meminta kepada peternak untuk berhati-hati dengan kondisi cuaca saat ini. Kebersihan kandang dan pakan ternak harus benar-benar diperhatikan, termasuk perawatan dengan suntik sehat dan vaksin bagi ternak.
“Kami sudah meminta kepada semua dokter hewan untuk turun memantau keadaan sapi ternak. Supaya ketika ada permasalahan yang terjadi bisa langsung ditindak lanjuti,” ucapnya.
Ia membeberkan, untuk mengantisipasi penyakit, mobilitas hewan ternak dari luar pulau seperti Sumbawa saat ini masih ditahan untuk masuk ke Lombok Timur. Karena kebutuhan sapi ternak di daerah masih tercukupi.
Bahkan Lombok Timur disebut menjadi penyuplai kebutuhan sapi ternak di Kota Mataram dengan jumlah 160 ekor per bulan. Dengan begitu, kata Masyhur, tingkat kerawanan munculnya PMK sangatlah minim. (MKR)



