Mataram (NTBSatu) – Gubernur NTB Periode 2018-2023 Dr Zulkieflimansyah mengatakan, Kepala Daerah yang bersahabat dengan pemilik modal akan mampu mendapatkan investasi dengan cepat.
Menurutnya, aktor paling penting yang dapat menggerakkan sistem adalah dunia usaha. Oleh karena itu, hubungan dengan pemilik modal begitu vital untuk menunjang pembangunan ekonomi di daerah.
“Jadi sekarang ini pemimpin daerah itu harus bersahabat dengan pemilik modal atau pemilik usaha ini, supaya lingkungan tempat mereka beraktivitas ini betul-betul nyaman dan aman,” terangnya dalam End Game Gita Wirjawan Kamis, 11 Januari 2024.
Selain menyediakan tempat investasi yang aman dan nyaman, juga tugas kepala daerah yaitu memberikan lingkungan investasi yang cukup menarik bagi kalangan investor.
“Jadi tugas kami sebagai kepala daerah yakni menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman supaya investasi itu menarik dan tertarik datang ke tempat kita,” terangnya.
Berita Terkini:
- Mei 2025 Bertabur Libur, Ini Tanggalnya!
- Wamen PKP Fahri Hamzah Minta Kepala Daerah Masifkan Peran Sistem, Bukan Kerja Pribadi
- Bupati Lombok Timur Lantik 13 Pejabat Guna Kejar Capaian PAD
- 4 Mahasiswa Diperiksa Polisi Buntut Perusakan Mobil Wabup Bima
Kendati memberi ruang yang luas bagi para investor, Bang Zul sapaan akrabnya, menegaskan hubungan dengan para pemilik modal bukan semata untuk transaksi jangka pendek tanpa memikirkan keberlanjutan.
Ia menilai, harga diri suatu daerah dalam berkompromi dengan para investor lebih di kedepankan daripada meraup keuntungan yang jangka pendek tapi mengorbankan hak masyarakat.
“Cuman bersahabat ini dignity ini perlu dijaga juga, karena jangan sampai bersahabat itu menjadikan pemilik modal itu bersahabat karena transaksional. Karena kadang-kadang tidak sedikit pemilik modal bisa membeli kepala daerah,” ucapnya.
“Jadi kita tidak boleh perusahaan itu hanya menciptakan uang saja, tetapi bagaimana berpikir tentang keberlanjutan, bisnis jangka panjang. Tugas kita bukan meraup uang yang besar tetapi juga berpikir bagaimana memperpanjang usia bisnisnya,” sambungnya.
Oleh karenanya, kepala daerah harus mampu memilah dan memilih, mana pemilik modal yang memiliki cara berpikir jangka panjang untuk menanam investasinya di NTB.
“Tidak semua pemilik modal memiliki cara berpikir seperti ini. Oleh karenanya harus ada dialog yang cukup panjang,” tandasnya. (ADH)